Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Dalam pelaksanaan KKN, kampus ini membagi menjadi 2 cara yaitu KKN Tematik dan KKN Rekognisi. Perbedaan diantara keduanya ialah KKN Tematik dilakukan dengan melibatkan mahasiswa dalam kehidupan masyarakat, sedangkan KKN Rekognisi merupakan pengakuan berbagai program yang diikuti oleh mahasiswa sebagai pengganti atau pengisi kegiatan KKN. Salah satu kegiatan yang dapat di konversi pada KKN Rekognisi ialah Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program MBKM adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan mendorong mahasiswa untu menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja. Salah satu program dari MKBM ini ialah Kampus Mengajar.
Geby Ramdani (21), merupakan mahasiswa aktif Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus daerah Tasikmalaya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan salah satu peserta KKN Rekognisi UPI yang melakukan rekognisi KKN dari Program Kampus Mengajar Angkatan 5. Program ini dilaksanakan dari bulan Februari-Juli yang dilaksanakan di SDN Cisemut, Desa Cipanas, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Mahasiswa yang ditempatkan di sekolah ini berjumlah 4 mahasiswa salah satunya adalah Geby Ramdani dan 1 dosen pembimbing lapangan (DPL).
Saat ini, Pendidikan di Indonesia masih kurang merata, khususnya di daerah-daerah pelosok. Padahal, sebagaimana kita tahu bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama bagi anak-anak. Maka dari itu, perlu adanya pendidik yang mempunyai potensi untuk mencerdaskan anak bangsa. Dengan berbagai karakter anak pelosok, seorang pendidik harus menjadi orang yang mampu dalam menentukan perancangan pembelajaran yang tepat untuk peserta didik. Tidak hanya itu, pendidik juga harus menguasai dalam mengendalikan karakter setiap peserta didik supaya bisa tercapainya pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, pendidik adalah sosok yang sangat menentukan dalam tercapainya proses pendidikan dan pembelajaran.
Tujuan dari adanya program kampus mengajar adalah untuk meningkatkan kualitan pendidikan didaerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) terutama dalam hal literasi, numerasi, adaptasi teknologi dan membantu administrasi sekolah dan guru. Program Kampus Mengajar Angkatan 5 ini, kelompok kami disambut baik oleh pihak sekolah SDN Cisemut terutama kepala sekolah Ibu Komalasari, S.P.d serta jajarannya dan lingkungan sekitar sekolah.
Setiap kelompok mahasiswa membuat program kerja yang harus dikerjakan selama masa program kampus mengajar berlangsung seperti membantu dalam hal literasi dan numerasi, adaptasi teknologi dan administrasi sekolah maupun guru.
Program kerja yang dilaksanakan di SDN Cisemut sangat beragam diantaranya yaitu :
- Catungjar (Maca, Ngitung, Ngajar)
Catungjar merupakan singkatan dari maca, ngitung, ngajar pada program kegiatan ini, kami memfokuskan pengajaran dengan memuat materi literasi dan numerasi. Program kerja catungjar ini terlaksana dengan baik. Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan di semua kelas, namun kami tidak masuk setiap hari terdapat jadwal yang telah kami buat yaitu kita melaksanakan program tersebut dalam 1 minggu hanya 3 kali, dalam setiap minggu nya materi yang dibawakan cukup berangam namun masih dalam cakupan literasi dan numerasi.Â
- Dilan (Digitalisasi Pembelajaran)
Program kerja digitalisasi pembelajaran ini berkaitan dengan adaptasi teknologi, karena pengimplementasian pada program ini melakukan proses belajar mengajar dengan adanya bantuan teknologi ataupun pembuatan media pembelajaran dengan bantuan teknologi untuk contoh media pembelajaran nya seperti powerpoint dan video pembelajaraÂ
- Pemberdayaan Perpustakaan
Pengimplementasian pada program ini yaitu kami membenahi tata letak buku dengan cara di kelompokan perjenjang, dengan adanya pengelompokan lebih mudah bagi siswa untuk memilih buku seperti apa yang ingin mereka baca. Penjenjangan buku ini dikelompokan kedalam 4 jenjang diantaranya jenjang A, B1, B2, B3, dan C. Karena posisi ruangan perpustakaan disatukan dengan ruang guru maka jarang sekali siswa yang mengunjungi perpustakaan paling hanya beberapa siswa saja entah faktor canggung dengan ada nya guru-guru ataupun memang kurangnya mintap membaca siswa, kami memberikan solusi agar siswa mau datang keperpustakaan dengan berjaga di perpustakaan dan mengajak siswa untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca buku disana.