Mohon tunggu...
Gusty Fahik
Gusty Fahik Mohon Tunggu... Administrasi - Ayah dan pekerja. Menulis untuk tetap melangkah.

I'm not who I am I'm who I am not (Sartre)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Api di Niki Niki (1)

30 Januari 2019   09:03 Diperbarui: 30 Januari 2019   09:19 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Datanglah pada waktu yang lain dan bisikkan
cinta yang lama menggema
di dalam dadamu
sebelum baginda menghunus kuasa
dan cecer darah membasuh jejak sejarah

takkan pernah kukhianati baginda
cintaku padanya ialah kepatuhan yang buta
dan sesal yang gagal menemu alasan

Bukan asmara,
Amarah-lah yang disulut  prajurit berambut jagung itu
Kala ia meludah di hadapan baginda
Seperti tombak menghujam jantung serdadu

Dan bunga api, seketika mekar di pelupuk mata sang raja
Kobar yang memantulkan cemburu dan benci,
Sedang dari balik bilik,
Selir yang kasmaran mencari-cari jawab
Kepada siapa cinta yang khianat itu akan ia baktikan?


(Kupang, 18-19)
Gusty Fahik, Komunitas Penulis Kompasiana Kupang-NTT (KampungNTT)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun