Datanglah pada waktu yang lain dan bisikkan
cinta yang lama menggema
di dalam dadamu
sebelum baginda menghunus kuasa
dan cecer darah membasuh jejak sejarah
takkan pernah kukhianati baginda
cintaku padanya ialah kepatuhan yang buta
dan sesal yang gagal menemu alasan
Bukan asmara,
Amarah-lah yang disulut  prajurit berambut jagung itu
Kala ia meludah di hadapan baginda
Seperti tombak menghujam jantung serdadu
Dan bunga api, seketika mekar di pelupuk mata sang raja
Kobar yang memantulkan cemburu dan benci,
Sedang dari balik bilik,
Selir yang kasmaran mencari-cari jawab
Kepada siapa cinta yang khianat itu akan ia baktikan?
(Kupang, 18-19)
Gusty Fahik, Komunitas Penulis Kompasiana Kupang-NTT (KampungNTT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H