Bagi saya, yang paling utama dalam mencari sesuatu dalam jagad world wide web adalah mengetikkan keyword pada kolom search bar di browser. Kemudian jika sudah muncul laman pada mesin pencari Google, hal selanjutnya yang saya kerjakan adalah mengeklik tab image, setelah menemukan konten visual yang saya rasa tepat barulah klik view page. Jadi, yang utama adalah image dulu baru konten tulisannya.
Begitu juga jika saya menuliskan sesuatu di sini, jarang sekali tanpa konten visual, baik itu ilustrasi ataupun visual penguat dan pendukung tulisan. Dalam pemahaman sederhana saya, konten visual adalah ruh dari konten tulisan, dia akan merepresentasikan isi tulisan itu sendiri.
Manusia adalah makhluk visual. Wajar saja ketika kita dihadapkan pada suatu artikel, pada akhirnya mata ini mencoba mencari sesuatu yang berbeda di antara barisan teks. Visual bisa sebagai oase bagi mata di antara padang pasir tulisan.
Seperti yang telah kita ketahui, visual bisa berupa foto, gambar atau grafik dan audio visual. foto dan audio visual tentu kita sudah tahu persisnya, dan tulisan kali ini ingin menyinggung sedikit tentang grafis sebagai penguat konten tulisan.
Sebagai sesuatu yang dirancang untuk diciptakan, grafis sebagai karya tentu memiliki unsur/elemen, susunan dua atau lebih unsur/elemen ini yang akhirnya memiliki bentuk, arti dan makna.
Sebenarnya ada satu tren sebelum tiga desain ini booming, yaitu skeuomorphic. Tren desain ini amat terasa pada ios 6, di mana desain ini mengikuti atau dibuat berdasarkan bentuk-bentuk pada dunia nyata, namun fungsi bentuk aslinya tidak mengikuti.