Mohon tunggu...
Geyonk
Geyonk Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga 62

Photomood, Saya dan kopi hitam .:: IG::.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Belajar Memotret, Teknik Dasar Fotografi yang Harus Dikuasai

17 Juli 2016   22:22 Diperbarui: 18 Juli 2016   10:48 4686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anjuran memotong, hijau disarankan, merah sebaiknya dihindari.

Dari sekian ratus percakapan di grup ada yang menarik bagi saya, saat salah satu member  yang baru masuk menuliskan komen;

“Tulung-tulung, kok foto-fotonya jelek semua? Banyak yang goyang, belakang kabur, ama ini foto banyak yang kadang gelap kadang terang banget gambarnya. Bagusan galnot aku ya!”

Orang ini baru saja dibelikan DSLR ayahnya sebagai hadiah, karena lulus dengan hasil memuaskan dan sepertinya kali pertama pegang DSLR. Saya cuma jawab,

kirim aja fotonya di grup apa email, nanti kita lihat bareng-bareng“, dan memang hasilnya seperti yang dikeluhkan.

Dari hasil itu saya cuma ingin menuliskan sesuatu untuk kawan saya di grup itu, tapi daripada nulis di message kepanjangan coba sekalian tulis disini, bagi kebanyakan orang mungkin ini tulisan basi, soalnya hanya dasar-dasar banget. Ini tentang bagaimana kita memulai sebuah petualangan yang seru bersama sekotak alat bernama DLSR.

Playgroup Photography tempat saya bernaung
Playgroup Photography tempat saya bernaung
Mulai Dari Sini

Kepanjangan dari read the fu***** manual
Kepanjangan dari read the fu***** manual
Ada buku kecil yang disertakan dalam kotak saat pembelian dan itu sangat penting, karena dari sana kita bisa tahu tentang alat yang baru saja kita miliki, tentang fungsi, tentang kemampuan, tentang semuanya. Saran saya, bacalah buku itu terlebih dahulu sampai habis sebelum melepas kamera kita dari bungkusnya. Bila sudah terlanjur, letakkan DSLR anda dan bacalah.

Setelah selesai membaca, kemudian baru kita coba kembali satu demi satu tombol-tombol yang ada, setiap tombol dan dial tentu memiliki fungsi tersendiri, cobalah satu-satu. Jika sudah lancar mengoperasikannya, saya punya satu rapalan dari ‘eyang master’ dulu, untuk kita bisa melangkah lebih jauh dan memulai mengambil gambar. Jangan tanya saya sekarang namun simpanlah gambar dibawah ini,  kelak di kemudian hari kamu akan mengerti apa ini, dan maknanya.

Ini katanya aturan yang wajib
Ini katanya aturan yang wajib
Ada elemen pembentuk gambar, ada komposisi, ada leading line, ada pembingkaian, dan ada inti dari foto bernama POI. Saya, dulu juga bingung ini apa, apa artinya, dan bagaimana membuatnya. Jaman saya belajar dulu tidak ada tempat bertanya, jangankan grup apa forum, internet aja masih belum tersedia, mau nanya temen main juga tidak paham, satu-satunya jalan cuma beli majalah/tabloid fotografi itupun bekas. Kalo beli yang baru kok sayang, mending buat beli ro***.

Selanjutnya, masih kata ‘eyang master’ ada tiga hal penting kedua yang akan selalu bersinggungan secara langsung dalam fotografi, satu sama lain akan saling berpengaruh untuk hasil akhir foto kita, namanya exposure triangle atau segitiga eksposur, mereka terdiri atas ISO, shutter speed, dan aperture.

ISO, SS, dan Aperture
ISO, SS, dan Aperture
Tingkat kepekaan sensor terhadap cahaya akan dinyatakan dalam ISO ini, semakin besar nilai ISO berarti sensor akan semakin peka terhadap cahaya.

Shutter speed adalah seberapa lama jendela rana pada kamera kita terbuka hingga cahaya mencapai bidang penangkap gambar, hitungannya dalam satuan detik, mulai dari satu per delapan ribu detik sampai 30 detik, namun ada satu kondisi khusus dimana kita bisa memaksa jendela rana untuk tetap terbuka selama yang kita mau, dikenal dengan bulb mode.

Aperture adalah sekat/tingkap atau bilah rana yang berada pada lensa untuk mengatur besarnya lubang yang dapat dimasuki cahaya melalui lensa. Makin besar(angka kecil) akan semakin sedikit cahaya yang bisa masuk, sebaliknya semakin kecil(angka besar) akan semakin banyak cahaya yang bisa masuk.

Contoh aperture/bilah rana lensa manual dan automatis
Contoh aperture/bilah rana lensa manual dan automatis
Tiga hal ini akan selalu melekat dan berpengaruh satu ke yang lainnya.

Hubungan ketiganya
Hubungan ketiganya
Karena ISO, SS dan aperture saling berhubungan, maka kita harus hati-hati untuk memahaminya, karena akan berakhir dengan kekecewaan bila salah paham. Jujur, saya saja kadang masih bingung memahaminya.

Contoh kasus under exposure
Contoh kasus under exposure
Seperti foto ini, pada exif tertera f/ 8, SS (shutter speed) 1/60, dan ISO 800, fl (focal length) 50mm dan ternyata hasil fotonya masih under exposure, berarti kemudian kita mau tidak mau harus mengubah nilai salah satu atau gabungan ketiganya bila ingin mendapatkan hasil yang pas, untuk mengubah baik menaikkan ataupun menurunkan nilai agar mendapatkan exposure yang pas dalam fotografi dikenal istilah stop.

Kembali ke contoh diatas, agar foto dapat terexpose tengah benar maka kita akan menaikkan 1 stop salah satu atau gabungan ketiganya menjadi, f/ 4, SS 1/60, ISO 800 bila hanya mengubah aperture, f/ 8, SS 1/30, ISO 800 bila mengubah shutter speed, dan f/ 8, SS 1/60, dan ISO 1600 bila ingin mengubah ISOnya saja. 


Masalahnya kemudian ialah, saya menggunakan pilihan f/ 8 untuk menangkap butir-butir air hujan yang turun di depan subjek, ss 1/60 adalah batas minimal shutter speed yang memungkinkan saya mengambil gambar secara handheld, karena fl lensa memakai 50mm, dan ISO 800 menurut pengalaman adalah batas atas kamera saya untuk bisa menghasilkan foto yang lumayan bersih dari noise. Maka dalam hal ini saya menggunakan gabungan ketiganya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, f/ 7.1, SS 50, dan ISO 1000, naiknya masing-masing 1/3 stop, maka gabungan ketiganya akan tetap menjadi 1 stop, dengan hasil yang masih bisa di terima dengan baik.

Win-win solution
Win-win solution
Biar ga stress nih saya kasih puisi tentang segitiga exposur ini, jangan diketawain ya.

Puisiku tentang ET
Puisiku tentang ET
Setelah segitiga eksposur ini, selanjutnya adalah pemahaman tentang temperatur warna. Bisa baca lagi buku manualnya bagaimana memilih dan mengaktifkannya, dan saya pernah nulis sedikit tentang ini disini.

Temperatur warna, dan presetnya
Temperatur warna, dan presetnya
Selanjutnya, kita beralih ke ‘tanpa warna’, foto yang kita hasilkan akan menjadi monochrome atau kebanyakan orang bilang hitam putih. Tanpa menggunakan apikasi manipulasi gambar sebenarnya kamera kita sudah menyediakan filter warna untuk membuat foto ‘hitam putih’ kita semakin menarik. Jaman dulu ketika analog masih jadi raja, filter warna ini berada diujung lensa.

Filter Effect Monochrome
Filter Effect Monochrome
Jadi kita tinggal lihat pada tabel diatas, jika ingin menambah hitam atau membuat putih semakin nyata.

Contoh seperti diatas ini, pada penggunaan filter merah pada foto payung merah dan langit biru, warna merah akan berubah menjadi putih, kebalikannya warna biru akan menjadi gelap/hitam. Kemudian bila kita memakai filter biru, payung merah akan berubah menjadi gelap, sedangkan warna langit akan menjadi terang/putih.

Sekarang kita kembali sedikit ke fungsi kamera, ini tentang Light Meter terintegrasi dalam kamera kita, pastikan indikatornya pas berada pada garis dibawah angka nol, untuk bisa memperoleh pencahayaan yang tepat.

perfectexposure-6-578b9e1f129373d5089265a0.jpg
perfectexposure-6-578b9e1f129373d5089265a0.jpg
408085-image1-578b9e2c177b61ec038b4580.jpg
408085-image1-578b9e2c177b61ec038b4580.jpg
Kemudian pilihlah AF (auto focus) point yang berada pada tengah, karena pada titik inilah paling akurat, dibandingkan dengan titik-titik af yang lainnya, akan lebih mudah mengunci fokusnya. Selanjutnya kita tinggal recomposing, atau menata kembali objek sesuai dengan komposisi.

324886-image1-578b9e5c2523bda508941955.jpg
324886-image1-578b9e5c2523bda508941955.jpg
Bila kita bicara LCD pada DSLR, jangan pernah dijadikan patokan untuk; ketajaman foto, melihat warna, dan gelap terang foto. LCD pada kamera memiliki banyak kekurangan karena memang dibikin hanya untuk komposisi bukan hal-hal penting lainnya, untuk bisa melihat hasil maksimal yang paling tepat adalah tethering dengan laptop yang sudah dikalibrasi(baca disini), namun Jika terpaksa tidak ada, untuk melihat fokus atau tidaknya subjek/objek kita bisa melihat dengan zoom-in pada hasil foto posisi 100%, geser kiri-kanan kemudian. 

Sedangkan untuk gelap-terang dan warna, sebaiknya kita berlatih untuk membaca histogram. Histogram akan jauh lebih akurat dari apa yang terlihat pada LCD. Sudah, kira-kira itu semua yang penting buat kita siap mengambil gambar selanjutnya kita siap hunting.

pegangslr1-578b9eaa77977311058fd045.jpg
pegangslr1-578b9eaa77977311058fd045.jpg
Memegang juga mempunyai peranan penting buat foto menjadi tajam, tidak goyang. Butuh latihan yang banyak untuk bisa tahu seberapa rendah shutter speed yang bisa kita gunakan bila handheld. Buat amannya, minimal SS (Shutter speed) terendah yang kita bisa pakai adalah, satu kali dari panjang fokal terpanjang lensa kita, contoh bila kita menggunakan lensa zoom 18-55mm, pastikan SSnya minimal pada 1/60 detik, bila kita menggunakan 70-300, pastikan ss minimalnya 1/400. Cara diatas juga bisa meredam gerakan, dengan menyentuhkan/menumpukan kedua sikut pada dada/perut.

Mari Kita Hunting

Bila objek foto kita kemudian memasukkan unsur manusia, diatas ini adalah pakem untuk memasukkan manusia kedalam frame. 

Pertama adalah ELS (Extreme Long Shot), dibanyak tempat seperti pada cinematography, news gathering, ataupun photo essay juga dikenal sebagai establishing shot.  

Kemudian ada VLS (very long shot) subjek manusia utuh, besarnya 1/3 dari frame

Ketiga ada FS (full shot)/LS (long shot), pengambilan gambarnya memasukkan secara utuh manusia dari kaki hingga head room (ruang kosong diatas kepala). 

Keempat, MLS(medium long shot) juga dikenal dengan istilah three-quarters shot, disini gambar mulai terpotong diatas lutut hingga head room

Kelima, MS(medium shot), atau dikenal juga dengan istilah waist shot cirinya adalah mulai dari pinggul keatas hingga head room

Keenam, MCU (medium close up), cirinya, pengambilan gambar mulai dari dada hingga head room

Ketujuh, pada beberapa tempat CS (close shot) dan CU (close up) adalah sama, namun sesuai ‘eyang master’  ada sedikit perbedaaan pada CS mulai dari leher hingga head room, sedangkan pada CU mulai dari leher hingga dahi. 

Kedelapan, BCU (big close up) pengambilan gambar mulai dari dagu hingga dahi. 

Kesembilan, ECU (extreme close up), pengambilan gambar hanya pada bagian tubuh tertentu saja, seperti mata contohnya.

ini-shot-sizes-copy-578ba0bfef7e61c504faffa3.jpg
ini-shot-sizes-copy-578ba0bfef7e61c504faffa3.jpg
Jadi pemotongan tubuh ada aturannya kita tidak bisa memotong secara asal-asalan.

Anjuran memotong, hijau disarankan, merah sebaiknya dihindari.
Anjuran memotong, hijau disarankan, merah sebaiknya dihindari.
Hunting sendiri tentu tidak enak, maka dari itu bisa kita masuk di group/forum fotografi untuk cari teman hunting bersama. Tapi hati-hati bila masuk grup/forum, seringkali kita jadi rancu antara ilmu dan pengalaman. Pengalaman bisa salah dan menyesatkan, namun ilmu adalah pencerahan.

Huting bareng.
Huting bareng.
Hati-hati jebakan betmen grup/forum.
Hati-hati jebakan betmen grup/forum.
Dan agar kita tidak tersesat, boleh cari ‘eyang guru’, yang mau mengajarkan kita kemampuan beliau. Kalo kata orang Jerman bilang, kita wajib ngenger.
Tinggal kita mengasah apa yang telah diberikan suhu kita nanti. 

Eyang guru saya
Eyang guru saya
Jangan lupa pesan saya yang satu ini,  jangan pernah keluar rumah tanpanya di kepala. Dijamin kita akan kecewa akan hasil pencarian kita diluar sana.

ideee-578ba1b8f09273c734776ed2.jpg
ideee-578ba1b8f09273c734776ed2.jpg
Selamat memulai dunia barumu, kawan. Oh ya tulisan ini jangan dipercaya 100%, bisa aja saya bohong semata, biar keliatan pinter. Cari tahu dengan jarimu ya, selamat bersenang-senang dengan maenan baru

Kalo mau sedikit contoh beberapa foto boleh ke sini, flickr punya saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun