Mohon tunggu...
Geyonk
Geyonk Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga 62

Photomood, Saya dan kopi hitam .:: IG::.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Belajar Memotret, Teknik Dasar Fotografi yang Harus Dikuasai

17 Juli 2016   22:22 Diperbarui: 18 Juli 2016   10:48 4686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang kita kembali sedikit ke fungsi kamera, ini tentang Light Meter terintegrasi dalam kamera kita, pastikan indikatornya pas berada pada garis dibawah angka nol, untuk bisa memperoleh pencahayaan yang tepat.

perfectexposure-6-578b9e1f129373d5089265a0.jpg
perfectexposure-6-578b9e1f129373d5089265a0.jpg
408085-image1-578b9e2c177b61ec038b4580.jpg
408085-image1-578b9e2c177b61ec038b4580.jpg
Kemudian pilihlah AF (auto focus) point yang berada pada tengah, karena pada titik inilah paling akurat, dibandingkan dengan titik-titik af yang lainnya, akan lebih mudah mengunci fokusnya. Selanjutnya kita tinggal recomposing, atau menata kembali objek sesuai dengan komposisi.

324886-image1-578b9e5c2523bda508941955.jpg
324886-image1-578b9e5c2523bda508941955.jpg
Bila kita bicara LCD pada DSLR, jangan pernah dijadikan patokan untuk; ketajaman foto, melihat warna, dan gelap terang foto. LCD pada kamera memiliki banyak kekurangan karena memang dibikin hanya untuk komposisi bukan hal-hal penting lainnya, untuk bisa melihat hasil maksimal yang paling tepat adalah tethering dengan laptop yang sudah dikalibrasi(baca disini), namun Jika terpaksa tidak ada, untuk melihat fokus atau tidaknya subjek/objek kita bisa melihat dengan zoom-in pada hasil foto posisi 100%, geser kiri-kanan kemudian. 

Sedangkan untuk gelap-terang dan warna, sebaiknya kita berlatih untuk membaca histogram. Histogram akan jauh lebih akurat dari apa yang terlihat pada LCD. Sudah, kira-kira itu semua yang penting buat kita siap mengambil gambar selanjutnya kita siap hunting.

pegangslr1-578b9eaa77977311058fd045.jpg
pegangslr1-578b9eaa77977311058fd045.jpg
Memegang juga mempunyai peranan penting buat foto menjadi tajam, tidak goyang. Butuh latihan yang banyak untuk bisa tahu seberapa rendah shutter speed yang bisa kita gunakan bila handheld. Buat amannya, minimal SS (Shutter speed) terendah yang kita bisa pakai adalah, satu kali dari panjang fokal terpanjang lensa kita, contoh bila kita menggunakan lensa zoom 18-55mm, pastikan SSnya minimal pada 1/60 detik, bila kita menggunakan 70-300, pastikan ss minimalnya 1/400. Cara diatas juga bisa meredam gerakan, dengan menyentuhkan/menumpukan kedua sikut pada dada/perut.

Mari Kita Hunting

Bila objek foto kita kemudian memasukkan unsur manusia, diatas ini adalah pakem untuk memasukkan manusia kedalam frame. 

Pertama adalah ELS (Extreme Long Shot), dibanyak tempat seperti pada cinematography, news gathering, ataupun photo essay juga dikenal sebagai establishing shot.  

Kemudian ada VLS (very long shot) subjek manusia utuh, besarnya 1/3 dari frame. 

Ketiga ada FS (full shot)/LS (long shot), pengambilan gambarnya memasukkan secara utuh manusia dari kaki hingga head room (ruang kosong diatas kepala). 

Keempat, MLS(medium long shot) juga dikenal dengan istilah three-quarters shot, disini gambar mulai terpotong diatas lutut hingga head room. 

Kelima, MS(medium shot), atau dikenal juga dengan istilah waist shot cirinya adalah mulai dari pinggul keatas hingga head room. 

Keenam, MCU (medium close up), cirinya, pengambilan gambar mulai dari dada hingga head room. 

Ketujuh, pada beberapa tempat CS (close shot) dan CU (close up) adalah sama, namun sesuai ‘eyang master’  ada sedikit perbedaaan pada CS mulai dari leher hingga head room, sedangkan pada CU mulai dari leher hingga dahi. 

Kedelapan, BCU (big close up) pengambilan gambar mulai dari dagu hingga dahi. 

Kesembilan, ECU (extreme close up), pengambilan gambar hanya pada bagian tubuh tertentu saja, seperti mata contohnya.

ini-shot-sizes-copy-578ba0bfef7e61c504faffa3.jpg
ini-shot-sizes-copy-578ba0bfef7e61c504faffa3.jpg
Jadi pemotongan tubuh ada aturannya kita tidak bisa memotong secara asal-asalan.

Anjuran memotong, hijau disarankan, merah sebaiknya dihindari.
Anjuran memotong, hijau disarankan, merah sebaiknya dihindari.
Hunting sendiri tentu tidak enak, maka dari itu bisa kita masuk di group/forum fotografi untuk cari teman hunting bersama. Tapi hati-hati bila masuk grup/forum, seringkali kita jadi rancu antara ilmu dan pengalaman. Pengalaman bisa salah dan menyesatkan, namun ilmu adalah pencerahan.

Huting bareng.
Huting bareng.
Hati-hati jebakan betmen grup/forum.
Hati-hati jebakan betmen grup/forum.
Dan agar kita tidak tersesat, boleh cari ‘eyang guru’, yang mau mengajarkan kita kemampuan beliau. Kalo kata orang Jerman bilang, kita wajib ngenger.
Tinggal kita mengasah apa yang telah diberikan suhu kita nanti. 

Eyang guru saya
Eyang guru saya
Jangan lupa pesan saya yang satu ini,  jangan pernah keluar rumah tanpanya di kepala. Dijamin kita akan kecewa akan hasil pencarian kita diluar sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun