Mohon tunggu...
Gevira Azizah Az Zahra
Gevira Azizah Az Zahra Mohon Tunggu... Freelancer - Follow Your Dream

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Negatif dari PJJ Berkepanjangan

23 November 2020   04:26 Diperbarui: 23 November 2020   04:29 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh saat ini sedang dilakukan oleh sekolah sekolah di seluruh Indonesia berdasarkan kebijakan kemendikbud. Pembelajaran Jarak Jauh ini merupakan salah satu kebijakan di bidang pendidikan yang diberikan oleh Nadiem Makarim di masa pandemi ini.

Saat ini kemendikbud menyampaikan perlu dilakukannya penyesuaian terhadap evaluasi SKB 4 Menteri yang telah ia keluarkan pada pertengahan Juni lalu, salah satunya yaitu pertimbangan dampak negatif dari Pembelajaran Jarak Jauh yang dilakukan berkepanjangan.

Jumat 10 November 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, menyampaikan ada beberapa dampak yang mungkin akan terjadi bila Pembelajaran Jarak Jauh dilakukan secara berkepanjangan.

Nadiem menyebutkan ada tiga dampak utama dari PJJ. Dampak pertama ialah ancaman putus sekolah. Ancaman putus sekolah ini bisa terjadi dikarenakan oleh anak yang terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi Covid-19.

Dampak kedua ialah penurunan capaian belajar. Studi menemukan, bahwa pembelajaran di kelas menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik dibandingkan pada saat PJJ. Minimnya interaksi dengan guru, teman dan lingkungan luar rumah ditambah tingginya tekanan akibat sulitnya PJJ dapat juga menyebabkan stres pada anak. 

Dampak ketiga ialah adanya risiko kekerasan pada anak. Risiko ini dapat meningkat karena tanpa datang ke sekolah anak bisa terjebak dalam kekerasan tanpa terdeteksi oleh guru.

Menteri pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Makarim mengemukakan bahwa dampak psikologis, dampak masa depan anak untuk melakukan PJJ secara berkepanjangan ini benar adanya. 

PJJ juga kurang bisa diterima oleh sebagian pelajar. Sebagian besar pelajar mengeluh bahwa sistem belajar menggunakan PJJ ini kurang bisa dipahami. Karena dengan menggunakan sistem seperti ini, banyak sekali sekolah dan pelajar yang kekurangan fasilitas. Masih banyak juga sekolah sekolah yang dimana para gurunya hanya memberikan tugas dan materi begitu saja tanpa menjelaskannya terlebih dahulu.

Oleh karena itu, pemerintah harus segera membuat kebijakan baru agar dampak negatif ini tidak terus berlanjut. Belajar tatap muka mungkin harus segera dilaksanakan di daerah daerah yang berzona hijau agar mengurangi dampak yang akan terjadi sedikit demi sedikit. Akan tetapi, harus tetap di ingat bahwa protokol kesehatan harus tetap diperhatikan dengan baik. Sekolah sekolah yang akan kembali belajar tatap muka harus segera mempersiapkan fasilitas serta kebutuhan penting lainnya. 

Selain itu, pemerintah khususnya kemendikbud juga harus menyiapkan kebijakan lain untuk pelajar yang berada di zona yang masih belum boleh untuk belajar tatap muka. Kebijakan tersebut diharapkan bisa lebih membantu meringankan beban atau dampak negatif yang akan diperoleh tanpa mengurangi kualitas yang dari yang sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun