Mohon tunggu...
Penulis Mahan
Penulis Mahan Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalis

Saya adalah penulis berita yang berdedikasi dengan fokus pada penyampaian informasi yang akurat dan terpercaya. Dengan pengalaman lebih dari 5 tahun di industri jurnalisme, saya telah meliput berbagai topik mulai dari berita lokal hingga isu-isu global. Keahlian saya terletak pada riset mendalam dan kemampuan menulis yang jelas dan ringkas, memastikan bahwa pembaca mendapatkan informasi yang relevan dan up-to-date. Saya berkomitmen untuk menjaga integritas jurnalistik dan memberikan perspektif yang berimbang dalam setiap laporan. Selain itu, saya aktif dalam Membuat "berita multimedia," "investigasi mendalam," atau "reportase langsung"], yang membantu saya tetap di garis depan perkembangan berita.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Surat untuk Dia yang Masih Ku Nanti

22 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang rindu yang tak berkesudahan, dan harapan akan lembar baru kehidupan

Terkadang, hidup mengajarkan kita bahwa cinta sejati datang di saat kita paling membutuhkan. Di masa tergelap hidupku, ketika kehilangan sosok ayah yang begitu berarti, Tuhan mengirimkan malaikat penyelamat. Dia, seseorang yang kemudian menjadi alasan bagiku untuk tetap bertahan, untuk terus melangkah meski dengan kaki yang gemetar.

Dua tahun bersamanya bukan sekadar hitungan waktu. Setiap detik bersamanya adalah pembelajaran, setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi versi terbaik dari diri ini. Bahkan di saat diagnosis psikiater menghantui, dia tetap di sana, menggenggam tanganku, menuntunku keluar dari kegelapan.

Memang, aku tak sempurna. Ada banyak hal yang kulakukan yang tak sesuai dengan harapannya. Begitu pun dia, dengan segala kekurangannya. Tapi bukankah itu yang membuat cinta menjadi begitu istimewa? Kita belajar untuk menerima, untuk memahami, untuk tumbuh bersama.

Kini, setelah jarak memisahkan, aku menyadari betapa besar arti kehadirannya dalam hidupku. Perbedaan status ekonomi yang dulu menjadi tembok penghalang, kini justru menjadi motivasi bagiku untuk terus berbenah. Setiap hari kuhabiskan untuk memantaskan diri, berharap suatu hari nanti, ketika Tuhan mempertemukan kita kembali, aku sudah menjadi pribadi yang lebih baik, yang layak untuknya dan keluarganya.

Mungkin ini terdengar seperti harapan yang terlalu muluk. Tapi bukankah cinta sejati memang selalu memberi kita kekuatan untuk bermimpi? Aku percaya, jika memang dia jodohku, Tuhan akan mempertemukan kami kembali dalam versi terbaik kami masing-masing.

Untuk dia yang masih kunanti, semoga kau juga menemukan kedamaian dalam perjalananmu. Dan jika takdir mengizinkan, mari kita tulis lembaran baru bersama, dengan tinta yang lebih dewasa dan halaman yang lebih berwarna.

By: Galen Vanora

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun