Mohon tunggu...
Penulis Mahan
Penulis Mahan Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalis

Saya adalah penulis berita yang berdedikasi dengan fokus pada penyampaian informasi yang akurat dan terpercaya. Dengan pengalaman lebih dari 5 tahun di industri jurnalisme, saya telah meliput berbagai topik mulai dari berita lokal hingga isu-isu global. Keahlian saya terletak pada riset mendalam dan kemampuan menulis yang jelas dan ringkas, memastikan bahwa pembaca mendapatkan informasi yang relevan dan up-to-date. Saya berkomitmen untuk menjaga integritas jurnalistik dan memberikan perspektif yang berimbang dalam setiap laporan. Selain itu, saya aktif dalam Membuat "berita multimedia," "investigasi mendalam," atau "reportase langsung"], yang membantu saya tetap di garis depan perkembangan berita.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pelajaran dari Patah Hati

22 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:00 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi Penulis

Konon katanya setiap pria akan mengalami patah hati yang akan mengubah cara ia memandang cinta selanjutnya. Dalam perjalanan ini bersamanya telah membawa saya pada sebuah titik dimana sebuah rasa sayang, tulus, dan setia bukanlah hal yang cukup untuk mempertahankan suatu hubungan.

Berbicara perihal perpisahan? apakah kamu tau bagaimana rasanya hidup setelah kehilangan seseorang yang pernah terpikirkan akan terus bersama? bahkan namanya sudah ada didalam list orang yang akan engkau ajak berbahagia kelak di masa depan yang mendatang. saya tidak pernah marah tentang bagaimana dia di hari itu bersikap keras kepada saya, tetapi saya hanya menyesal apa yang ia putuskan dihari itu. kamu pikir cinta tulus itu datang berapa kali dalam kehidupan?? saya tidak pernah menyesali hubungan yang telah usai, tetapi saya harap kamu tidak akan merasakan luka yang sama dengan saya, tetapi saya menyadari satu hal yaitu berakhir nya hubungan ini adalah keinginan mu. tentu saja kamu tidak memikirkan perasaan saya, akan tetapi sudah sepantasnya kamu berhak untuk berbahagia dan carilah kebahagiaan mu itu yang tidak ada didalam jiwa saya yang telah usang ini dan saya harap kamu mendapatkan nya dengan sepantasnya.


By: Galen Vanora

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun