Pembaca Setia Kompasiana, Mari Bahas Coding di Usia Dini!
Dalam beberapa tahun terakhir, pembelajaran coding mulai diperkenalkan kepada anak-anak sejak usia dini. Banyak sekolah yang memasukkan coding ke dalam kurikulum, bahkan untuk siswa Sekolah Dasar (SD). Namun, apakah ini langkah yang tepat? Dan bagaimana memastikan bahwa pembelajaran coding tetap relevan dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak?
Pakar pendidikan Holy Ichda Wahyuni dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengungkapkan bahwa pembelajaran coding di usia dini memang relevan, asalkan materi yang diajarkan sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Materi Coding untuk Anak Usia Dini: Fokus pada Logika dan Visual
Anak-anak di usia dini memiliki pola pikir yang sedang berkembang. Oleh karena itu, menurut Holy Ichda, pembelajaran coding untuk siswa SD sebaiknya tidak langsung berfokus pada bahasa pemrograman seperti HTML atau JavaScript. Sebaliknya, materi yang diajarkan harus:
Mudah dipahami. Anak-anak lebih mudah belajar melalui cara yang visual dan interaktif.
Mengasah logika dasar. Pengenalan logika dasar pemrograman bisa dilakukan dengan alat peraga sederhana.
Salah satu metode yang bisa diterapkan adalah dengan menggunakan permainan visual atau kartu-kartu peraga. Misalnya, permainan seperti memecahkan puzzle atau membuat alur logika sederhana dapat membantu anak memahami konsep algoritma tanpa harus menulis kode.
Apa Manfaat Coding di Usia Dini?
Meski belum mempelajari bahasa pemrograman secara mendalam, pembelajaran coding dapat memberikan berbagai manfaat untuk anak-anak, seperti:
Melatih keterampilan pemecahan masalah.