[caption id="attachment_264991" align="aligncenter" width="746" caption="Premiere Coboy Junior The Movie"][/caption] Sabtu, 1 Juni 2013, bertempat di XXI Epicentrum Walk Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said, diadakan pemutaran perdana film "Coboy Junior The Movie". Dibagi 2 sesi waktu yaitu pukul 09.00 pagi dan 12.00 siang, dimana untuk yang sesi pertama, pemutaran ditujukan bagi para pemain dan undangan khusus termasuk "Comate" (Coboy Junior Mate - singkatan untuk fans Coboy Junior). Pemutaran sesi pertama ini juga dihadiri para pembesar dengan jumlah undangan yang disebar sekitar 1000 undangan. Bisa dibayangkan betapa penuhnya area ruangan XXI Epicentrum. Film ini sendiri akan ditayangkan serentak di bioskop-bioskop Indonesia pada tanggal 5 JUNI 2013, didukung pemain-pemain senior seperti Nirina Zubir, Abimana, Dewi Sandra, Anada Omesh, Indra Bekti, Hera H, Fajar Umbara, Kang Dong Kyun, Meisya Siregar, Joe P Project, Iwa K, Irgy Fahrezhy, Ersa Mayori, Charles Bonar Sirait, Fay Nabila, Amanda Manopo dan banyak lainnya. Dan tak lupa, film ini directed By Anggy Umbara, sutradara muda yang banyak memenangkan penghargaan sebagai sutradara video klip musik. Kekuatannya dalam efek digital dan editing, menjadikannya memiliki keunikan tersendiri. Sementara itu, untuk sesi ke 2, pemutaran lebih ditujukan sebagai bentuk penghargaan kepada para kru yang terlibat di dalam film ini. Undangan yang disebar berjumlah 500 buah untuk sesi kedua ini, terdapat juga Comate yang belum sempat mengikuti pemutaran pertama. Acara ini sendiri diorganisir oleh PH Falcon Pictures. Sebuah PH yang sebelumnya telah melahirkan beberapa karya film, termasuk di antaranya Mama Cake, Belenggu, Xia Aimei dll. Keterlibatan sebagai Asisten Sutradara ke 3 (AD 3), memberikan saya kesempatan untuk menghadiri undangan sesi ke 2 ini. Setelah diinformasikan oleh Gita Carmelitta selaku Line Producer, saya-pun menghadiri pemutaran perdana film ini. Meski sempat diguyur hujan, akhirnya sampai jugalah di lokasi sambil ditemani adik. Setiba disana, suasana cukup ramai dan sesak, kebanyakan para fans coboy junior yang berusia remaja beserta keluarga mereka datang berbondong-bondong memburu survenir yang ada, yaitu poster film dan kaos. Fenomenal !! itu yang bisa saya gambarkan sebagai pembuat film melihat antusiasme para penggemar Coboy Junior. Mereka datang dari berbagai wilayah yang cukup jauh dari Jakarta, wajah mereka asyik menanti sang pujaan hati yang masih berada di dalam ruangan bioskop. Ternyata sedang berlangsung sesi pers conference sehabis pemutaran sesi 1, alhasil sesi kedua diadakan jam 13.00. Pukul 12.45, para penonton termasuk Coboy Junior telah selesai mengadakan pers conference dan keluar dari ruangan bioskop. Sempat saya bertemu dengan para pemeran Superboyz, yang merupakan grup boyband saingan Coboy Junior di dalam film, juga Amanda Manopo, gadis cantik yang menjadi tokoh romance dari Aldi Siregar. Tak lama kemudian, muncul jugalah Fay Nabila, yang di film ini berperan sebagai dancer tambahan bagi Coboy Junior. Para artis pendukung film ini juga nampak hadir di pemutaran ini, salah satunya Omesh dan Abimana. Pukul 13.00, giliran saya dan rekan-rekan kru, masuk ke dalam ruangan untuk pemutaran sesi kedua di Pintu 1. Berhubung tangan saya masih terkilir selepas kecelakaan dan masih dibalut, Irgi Fahrezi (salah satu pemain di film ini yang berperan sebagai ayah dari Iqbaal-salah satu anggota Coboy Junior), membantu saya dengan melindungi tubuh saya dari dorongan atau tabrakan dengan penonton lain yang berdesakan memasuki area ruangan bioskop. Duduk di kursi N29, acarapun dibuka dengan kata sambutan dari Charles Bonar Sirait yang sekaligus mengundang Irgy Fahrezy dan Ersa Mayori. Keduanya berperan sebagai ayah dan ibu dari Iqbaal. Sedangkan Charles sendiri, berperan sebagai ayah dari Bastian Simbolon. Tak lama kemudian, Coboy Junior juga naik ke atas panggung untuk memberikan kata sambutan disertai 2 dancer yang juga turut berperan dalam film ini. Salah satunya adalah Fadhil, personil The Krenz, grup tari dari Bandung. Meski usianya tergolong sangat muda (mungkin sekitar 8-9 tahun), tapi ia sudah bisa melakukan gerakan-gerakan dance yang memukau, termasuk spin head di lantai. Kemudian tibalah acara yang ditunggu-tunggu, pemutaran film Coboy Junior The Movie. Rasa haru dan tawa menyertai diri kami sebagai pembuat film ini, beberapa kru nampak tersenyum penuh arti. Ada kebanggaan, rasa haru, suka dan duka yang menyertai pembuatan film ini. Selama film diputar, kami terkenang bagaimana proses di belakang pembuatan film ini sendiri, sebuah proses yang dibayar mahal, dalam arti kata, sebagaimana cerita di film ini yang mengisahkan para anggota coboy junior harus mengeluarkan yang terbaik dalam diri mereka, demikian juga para kru telah berusaha memberikan yang terbaik untuk dapat mewujudkan film ini. Dimana menurut saya, bila melihat keterbatasan yang ada, rasanya mustahil untuk mewujudkan film ini. Film ini melibatkan banyak penari, banyak pemain, banyak lagu yang harus digarap ulang, banyak gerak tarian, banyak kostum, banyak extras penonton, jadwal persiapan yang "mepet" dan belum lagi jadwal Coboy Junior yang sangat padat. Namun meski demikian, Anggy Umbara, sebagai sutradara Coboy Junior, telah berhasil melakukan tugasnya untuk menghadirkan film ini sebagai film yang dipenuhi nuansa dance dan musik, serta terasa dinamis dan disertai grafik-grafik bergaya MTV atau nge-pop. Ia membuat film ini begitu dapat dinikmati dengan asyik dan membuat penonton turut bergoyang di beberapa segmen lagu atau dance, bahkan anak-anak kecil yang menonton, turut berlari ke barisan bangku di depan dan berjoget ria melihat penampilan Coboy Junior di film. Sejauh saya amati, di Indonesia, belum ada film tarian yang semegah ini. Disini, berbagai gerakan koreo, berusaha ditangkap semaksimal mungkin meski belum sedahsyat film Step Up. Penata sinematografi, Dicky R Maland bekerjasama dengan penata Artistik, Andhu M, telah berhasil memberikan visual yang bernuansa "sangat anak muda" / gemerlap, dinamis, penuh terobosan cahaya dan enerjik. Sementara itu saat memasuki momen-momen drama, shot-shot indah inipun terus dijaga dengan apik. Dari sisi suara, eksekusi Black (sound recordist) terasa jernih, apalagi sepanjang suting, beliau benar-benar meminta "clean area" dari gangguan suara yang mengganggu proses perekaman suara selama suting. Jujur, bila anda mengharapkan sebuah cerita film selayaknya film-film yang akan membuat anda penasaran dan terus bertanya-tanya, film ini belum mampu menghadirkan hal ini secara kuat. Apalagi bila anda mengharapkan film ini adalah film art / film penuh intrik, jauhkanlah itu dari pikiran anda. Cerita di film ini berjalan dengan begitu mudah untuk dipahami bahkan ditebak, tetapi memang tujuan film ini sendiri adalah dikonsumsi oleh anak-anak. Namun untuk sisi visual, kecapakapan akting , dinamisasi dan hiburan, film memiliki kekuatan untuk berbicara sebagai film dance dan komersil di Indonesia. Akting Coboy Junior yang rata-rata adalah jebolan teater Laskar Pelangi, memberikan rasa natural dan "lucu", apalagi celotehan-celotehan Bastian yang kerapkali mengundang tawa. Di balik itu semua, pesan dan nasihat moril dari film ini sangat kuat, meski beberapa pesan dibalut dengan kalimat yang agak bernada dewasa, tetapi ini menjadi daya tarik tersendiri di dalam film, seolah perenungan tersendiri bagi penontonnya. Kekuatan grafis yang menyertai juga sangat menarik, cocok dengan jiwa anak-anak masa kini yang telah disuguhi keindahan grafis semenjak dari kecil. Menjadi film anak-anak dan keluarga untuk memasuki liburan di bulan Juni-Juli, film ini adalah pilihan tepat bagi anda sekeluarga. Bersiaplah dihibur dan tertawa lebar oleh tingkah lucu para Coboy Junior. Bersiaplah juga dibuat terharu bahkan menangis saat melihat kisah haru perjuangan mereka. Bersiap jugalah menjadi terkesima oleh keindahan dari sebuah visualisasi tarian / gerak tubuh manusia. Kekuatan dari fenomena Coboy Junior ditambah lagi "the madness creativity of" Anggy Umbara, membuat film tarian ini seolah menjadi Step Up junior versi Indonesia, meski belum bisa dibilang bahwa eksekusi tarian disini sekuat film-film Step Up. Tetapi ini adalah sebuah usaha yang layak dicoba. Genre yang sulit untuk dieksekusi tetapi telah dicoba oleh Falcon Pictures. Saya pribadi, memberikan penghargaan atas usaha ini sebagai tontonan alternatif bagi anak-anak kita. Selamat juga untuk The Bangs dan Superboyz yang menjadi pemeran pendukung dengan penuh antusiasme dan energi, u're awesome !! Rasanya liburan kali ini, tidak ada salahnya untuk memberikan waktu anda, menonton bersama film ini bersama anak-anak anda. Banyak pelajaran dan pesan menarik yang diambil dari kisah perjuangan mereka, meskipun cerita di film ini tidak sepenuhnya mengikuti kisah nyata. Tetapi proses Coboy Junior bertumbuh menjadi boyband anak-anak remaja, tergambar jelas di film ini, membutuhkan perjuangan, perjuangan yang harus diberikan bukan 100 persen tetapi 1000 persen !! [caption id="attachment_264992" align="aligncenter" width="1035" caption="Kru Film CJR the Movie yang menghadiri Premiere Filmnya berfoto bersama Anggy Umbara, Sang Sutradara (bertopi) dan produser CJR, Patrick (the real) yang berkacamata."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H