Mohon tunggu...
M.G. Marola
M.G. Marola Mohon Tunggu... -

Peneliti sosek & pelayanan publik, praktisi properti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

JK Menuju "the Real President" Kedua?

15 April 2014   18:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika JK (Jusuf Kalla) menjadi wakil presiden mendampingi SBY periode 2004-2009,  peran dia sangat signifikan. Seorang wapres dipersepsikan sebagai ban serep ata sekedar pengganti presiden jika berhalangan. JK melakukan lebih dari itu, Malah  Safii Ma"arif menyebutnya sebagai the Real President dan diiyakan banyak orang.  Beberapa peran yang diambilnya membuat peran SBY kelihatan tidak menonjol pada saat itu.

Ketika JK tidak lagi menjadi pejabat negara, beliau mengabdikan diri pada berbagai lembaga sosial. Uniknya, ketika JK tidak berada diorbit kekuasaan,  banyak masyarakat yang merindukan beliau kembali. Jadi, wajar jika saat ini beliau "digadang-gadang"  pantas kembali ke lingkaran kekuasaan.

Tentu, berpasangan dengan Jokowi, JK dipastikan akan mengambil peran jauh lebih besar daripada periode pertama, Presidennya sendiri hanya bisa manut-nurut. Posisi Wapres tapi bertindak Presiden. Hal ini dapat dipahami bahwa Senioritas JK atas Jokowi bukan hanya sekedar umur tetapi  Pengalaman. JK pernah memimpin partai besar, Jokowi tidak. JK pengusaha besar nasional  yang  Sukses, Jokowi  pengusaha tetapi tidak sekelas JK. JK pernah  jadi menteri kabiner di beberapa pos, Jokowi baru jadi Gubernur bebarapa tahun. JK memimpin Lembaga Sosial Nasional/PMI,  dan lainnya). Terakhir. JK telah memahami  seluk beluk kekuasaan mulai Presiden Suharto sampai SBY.

Kalau Jokowi ditanya, apakah mau berpasangan dengan JK? Pasti Jokowi menjawab, yang lain saja, Tetapi Politik itu dinamis dan lagi yang menentukan adalah Megawati. Beberapa hal yang dimiliki oleh JK dan mungkin tidak dimiliki oleh yang lainnya, dan bisa jadi pertimbangan sangat masuk akal oleh Megawati.

Lalu apa yang menjadi alasan (praduga/hipotesa)  ?

1. JK memiliki elektabilitas yang tinggi terutama di Indonesia Bagian Timur

2. JK friendly dngan banyak pemilik modal. Pemilik modal besar di Indonesia biasa berbaris mendukung kampanye dia, Misalnya perkawanan JK dengan Sofyan Wanandi bisa menjadi kekuatan penggalanan dana

3. Beberapa lembaga non pemerintahan, semisal  CSIS yang memiliki "international networking" menjadi  dapat Think Tank.

4. JK dianggap mampu berepengaruh di legislatif (terutama Golkar).

5. JK dapat dilihat juga sebagai representasi  NU.

Kalau demikian, Jokowi-JK diprediksi bisa menang, namun akan menyisakan persoalan tersendiri karena sang Presiden mungkin bekerja  di bawah bayang-bayang  Trio Senior (Mega-Surya-JK).

Tapi-----itulah kekuasaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun