Mohon tunggu...
gessima uli manalu
gessima uli manalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Topik konten favorit saya mengenai isu kesehatan saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profesionalisme Keperawatan sebagai Kunci Meningkatkan Citra Perawat di Mata Masyarakat

22 Desember 2023   02:30 Diperbarui: 22 Desember 2023   08:28 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Profesionalisme dalam keperawatan bukan sekadar tuntutan formal, tetapi juga penting untuk membentuk citra perawat di mata masyarakat. Dengan memahami dan menerapkan prinsip profesionalisme, etik, dan moral dalam praktik sehari-hari, perawat dapat berperan penting dalam membangun kepercayaan dan reputasi positif di mata masyarakat. 

Perawat dapat memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan dan reputasi positif dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai profesionalisme, etik, dan moral dalam praktik sehari-hari mereka. Pentingnya profesionalisme keperawatan tidak hanya mencakup keterampilan teknis, tetapi juga melibatkan sikap, perilaku, dan integritas perawat. 

Profesionalisme menciptakan dasar yang kuat untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas, beretika, dan bermoral. Pada akhirnya, hal ini akan mempengaruhi citra perawat di mata masyarakat dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perawat. Oleh karena itu, perawat perlu mendalami dan mengimplementasikan nilai-nilai profesionalisme, etik, dan moral dalam praktik sehari-hari mereka.

Orang-orang yang bekerja dalam bidang kesehatan, termasuk perawat, memainkan peran penting dalam menyediakan layanan kesehatan kepada masyarakat. Keberhasilan pelayanan kesehatan tergantung pada peran serta perawat dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas kepada klien. Perawat bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan profesional yang holistik, termasuk aspek bio, psiko, sosial, dan spritual, yang merupakan komponen penting dari keberhasilan suatu pelayanan kesehatan (Zuliani, et al., 2023).

Profesionalisme keperawatan memegang peranan penting dalam pelayanan profesional, sehingga penting bagi perawat untuk mengembangkannya (Cao, et al., 2023). Sebab tujuan akhir dari profesionalisme keperawatan adalah untuk memastikan penyediaan hasil yang aman, efektif, dan berpusat pada individu, yang mendukung baik masyarakat maupun keluarga, bersama dengan para pengasuh, guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang optimal (Nursing and Midwifery Council, 2018). 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional perawat serta memperbaiki penurunan produktivitas dan kualitas institusi. Tidak hanya itu, profesionalisme keperawatan juga dapat meningkatkan otonomi dan pemberdayaan perawat, meningkatkan pengakuan perawat di mata masyarakat, serta meningkatkan kualitas layanan (Cao, et al., 2023).

Profesionalisme keperawatan dapat diwujudkan melalui penerapan nilai-nilai profesionalisme, etik, dan moral dalam keperawatan. Sejak menempuh pendidikan, perawat memiliki nilai-nilai profesionalisme sebagai identitas dan dasar untuk bertindak. Nilai profesional ini dapat mempengaruhi cara perawat berhubungan dengan klien mereka (Potter & Perry, 2013). Nilai profesional tersebut dapat diperoleh selama sosialisasi keperawatan dari kode etik, pengalaman keperawatan, guru, dan teman sejawat.

Menurut American Association of Colleges of Nursing, terdapat lima nilai yang sangat penting bagi perawat profesional. Kelima nilai tersebut meliputi altruisme, martabat manusia, integritas, otonomi, dan keadilan sosial. Altruisme adalah keyakinan bahwa kepentingan orang lain lebih penting daripada kepetingan diri sendiri. 

Penghormatan terhadap nilai dan keunikan yang ada pada setiap orang dan masyarakat didefinisikan sebagai martabat manusia. Integritas adalah sikap bertindak yang didasarkan pada standar praktik dan kode etik yang diterima. Otonomi adalah hak untuk menentukan nasib sendiri. Keadilan sosial didefinisikan sebagai perlakuan yang adil terhadap klien tanpa mempertimbangkan status ekonomi, ras, etnis, usia, kewarganegaraan, disabilitas, atau orientasi seksual mereka (Berman, et al., 2022).

Pelayanan profesional harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip etik dan moral untuk memastikan bahwa perawat memberikan perawatan dan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi klien mereka. Etika merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan karakter individu. Ini berfokus pada menentukan apa yang baik atau berharga bagi seseorang, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan (Potter & Perry, 2013). Moral, di sisi lain, biasanya mengacu pada standar pribadi mengenai apa yang dianggap baik dan tidak baik dalam perilaku, karakter, dan sikap seseorang. Terkadang petunjuk pertama mengenai sifat moral suatu situasi adalah hati nurani yang aktif atau kesadaran akan perasaan seperti rasa bersalah, harapan, atau rasa malu (Berman, et al., 2022).

Prinsip-prinsip etika dan moral keperawatan meliputi autonomy, beneficence, non-maleficence, veracity, justice, dan fidelity. Autonomy mengacu pada hak untuk membuat keputusan sendiri. Beneficence adalah prinsip untuk melakukan tindakan yang bermanfaat bagi klien dan orang-orang yang mendu. Non-maleficence merupakan prinsip untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan dan membahayakan klien. Justice merupakan prinsip untuk memberikan perlakuan yang adil. Fidelity merupakan prinsip untuk menepati janji dan kesepakatan. Veracity merupakan prinsip untuk mengatakan kebenaran (Berman, et al., 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun