Jika sebuah tim sepakbola berada di posisi yang buruk, maka yang patut disalahkan adalah pelatih. Banyak dari masyarakat di dunia dengan gampang nge-judge seorang pelatih dan dengan gampang mengeluarkan opini-opini yang sok pintar. Melihat kondisi David Moyes, Allegri(sebelum dipecat), dan Jurgen Klop, membuat saya juga sempat mengeluarkan opini sok pintar tentang taktik dan formasi dari sebuah tim. Namun ada sedikit ilham yang membuat saya tidak mau terlalu beropini tentang taktik dan formasi sebuah tim bola. Apakah, itu?? Jawabannya adalah bermain game football manager yang saat ini sedang happening sekali di masyarakat dunia, bahkan Indonesia. Namun bukan football manager permainan yang ada di playstation atau xbox loh, melainkan football manager yang ada di Internet. Dua game yang saya mainkan adalah Fantasy Premier League dan FM Supersoccer. Jika teman-teman ikut bermain dalam dua game tersebut, pasti Anda merasakan bagaimana pusingnya menjadi David Moyes. Mengelola tim, mengatur strategi yang pas, dan bahkan di game FM supersoccer, Anda juga dituntut untuk mengatur sebuah keuangan klub juga. Mengapa saya merekomendasikan dua game tersebut? Karena dua game tersebut lah yang sangat real seperti pertandingan asli nya. Dua game tersebut juga menilai statistik pemain berdasarkan penampilan sang pemain di pertandingan aslinya. Sebagai contoh simpel: pada pertandingan Swansea vs Tottenham Hotspurs, banyak pelatih di dua game tersebut tidak memainkan dan bahkan telah menjual Adebayor. Mengapa? Karena ketika di tangan AVB, nasib Adebayor sangat tidak jelas, bahkan sempat mau dijual. Namun setelah berganti pelatih, Adebayor mulai sering dimainkan dan dalam pertandingan lawan Swansea dia mencetak dua gol. Sangat pusing sekali ya para pelatih spurs di game virtual. Hehe Bukan hanya itu saja, contoh kedua yang akan saya berikan adalah pengalaman saya saat melatih di dua game tersebut. Pada awal memainkan game tersebut, saya langsung membeli Mesut Ozil untuk di tim saya. Awal-awalnya sih Ozil memberikan poin besar bagi tim saya, namun belakangan ini Ozil kecil sekali memberikan poin nya. Bahkan Danny Welbeck yang telah saya jual, malah menghasilkan poin lebih besar daripada Ozil. Duh, pusing jadi pelatih!! :( Yap, begitu lah singkat cerita tentang bagaimana pengalaman saya menjadi seorang pelatih. Walaupun hanya sekaliber di dunia maya saja, efek pusingnya sama seperti yang dirasakan David Moyes dan pelatih-pelatih lain. Mulai sekarang, saya tidak mau terlalu keras menghujat seorang pelatih lagi, ah! Susah jadi pelatih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H