Akhir-akhir ini pemberitaan media sedang ramai dengan penangkapan para pejabat serta politikus yang terjebak kasus korupsi. Terlebih, kita juga dihibur dengan telenovela ala Setya Novanto dan kuasa hukumnya untuk menghindari jeratan hukum. Tak hanya soal kasus korupsi, pemberitaan media tentang naiknya anggaran DPRD DKI, biaya perbaikan kolam ikan di gedung DPRD DKI yang mencapai 600an juta, sampai dana hibah untuk ormas, pun menjadi topik yang hangat akhir-akhir ini.
Sebenarnya saya sudah malas untuk mengikuti dagelan para politikus tanah air. Namun hati nurani tak bisa bohong karena kesal melihat kelakuan mereka yang sangat serakah. Dengan dalih untuk kepentingan rakyat, mereka malah memperkaya kantong keuangannya masing-masing.
Di tengah kebimbangan antara marah dan malas mengikuti berita soal politik, imajinasi saya bermain dan saya membayangkan bagaimana ya jika saya menjadi seorang politikus atau seorang pejabat? Jalan mana yang kira-kira saya ambil? Apakah menjadi seorang politikus putih atau menjadi seorang politikus hitam yang penuh ambisi pribadi?
Sejujurnya, jika saya berada di posisi tersebut saya pasti akan menjadi politikus hitam yang busuk dan serakah. Kenapa? Siapa sih yang gak tergoda dengan uang segar ratusan juta hingga milyaran rupiah? Pilihannya pasti cuma dua, mengikuti permainannya atau kita disingkirkan. Begitu, kan?
Untungnya Tuhan masih sangat sayang kepada saya. Ia menjadikan saya sebagai copywriter bukan seorang politikus atau pejabat. Coba kalau saya dijadikan seorang pejabat atau politikus, pasti saya gak mungkin nulis kayak gini deh hehe.
Sebagai penutup, coba tanyakan pada diri masing-masing. Bagaimana jika saya menjadi seorang politikus? Jalan mana yang akan saya ambil? Silakan jawab di dalam hati :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H