Mohon tunggu...
Gerry Utama
Gerry Utama Mohon Tunggu... -

Fakultas Geografi - Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kisah Klasik Ekonomi Indonesia

30 Oktober 2012   11:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:13 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13515974182008354928

Peralihan rezim kekuasaan dari pemerintahan Soekarno kepada rezim Soeharto, diiringi juga dengan perubahan konsep perekonomian Indonesia yang dianut oleh negeri ini. Penafsiran yang  tidak sesuai dengan persepsi pada pasal 33 mengenai perekenomian yang serba bebas kala rezim Soeharto dimaksudkan untuk memberikan paradigma kepada masyarakat Indonesia inilah sistem ekonomi Indonesia sesungguhnya. Sudah lupakah para pemimpin bangsa ini mengenai ekonomi Indonesia yang sejatinya bersumber pada pasal 33 ? Banyak bentuk kebijakan ekonomi yang digencarkan pemerintah hanya berpihak pada seseorang atau bahkan segelintir orang yang mencoba  untuk menguasai ekonomi Indonesia. Ingat UUD 1945 pasal 33 telah menjelaskan pada ayat 1 bahwa Ekonomi indonesia disusun berdasar atas azas kekeluargaan , esensinya konsep inilah yang sesungguhnya murni bentukan dari kepribadian bangsa kita sejak dahulu yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk konstitusi yang dihasilkan oleh para pendiri bangsa ini tidak bersumber dari bangsa lain, inilah bentuk jati diri bangsa kita  sesungguhnya, namun rezim yang memimpin  saat ini mencoba mengabaikan hal ini dan lebih berpihak kepada segelintir orang yang menginginkan kekuasaan perekonomian Indonesia sesungguhnya. Sudah cukup jadi pelajaran bangsa ini akan kapitalisme terselebung yang dicanangkan oleh Soeharto dengan bersembunyi dibalik layar pasal 33 , Berbagai bentuk pelemahan ekonomi kerakyatan dengan dibentuknya UU mengenai Penamaman Modal Asing merupakan salah satu bentuk pelemahan ekonomi kerakyatan yang dimilki bangsa ini.

Krisis ekonomi tahun 1998 sudah cukup menjadi pelajaran bangsa ini, akan bukti kejayaan kapitalisme namun hanya sementara, Bung Karno pernah mengatakan bahwa Kapitalisme akan berakhir dengan permasalahan, permasalahan satu belum selesai, datang lagi peramasalahan lainnya, begitulah gambaran mengenai kapitalisme. Bahwa pada dasarnya kapitalisme yang dianut oleh negara yang liberal tidak akan selalu jaya dan mempimpin, tahun 2008 juga menjadi bukti bahwa kapitalisme tidak akan selalu jaya dengan datangnya krisis pada masa itu. Perlunya kita menyadari bahwa inilah saatnya kita tahu jati diri ekonomi bangsa kita yang ada pada pasal 33, konsep inilha yang membawa negeri kita menjadi negeri yang sejahtera (welfare state) tanpa ada rasa persaingan untuk menguasai, pembangunan ekonomi yang dilakukan berbasis pada azas kekeluargaan bangsa ini dan semangat gotong royong yang dimilki akan menjadi tiang penahan ekonomi bangsa ini yang dari tahun ke tahun semakin bersaing di era globalisasi.

Sesungguhnya kekuatan ekonomi Indonesia berada pada rakyat itu sendiri, pengembangan sektor yang berpihak kepada masyarakat merupakan salah satu dari maksud dan tujuan sebagaimana yang dicantumkan pada UUD 1945. Hanya saja saat ini pelaksanaan dari kebijakan tersebut masih sangat minim digencarkan atau digalakkan oleh pemerintah, kebanyakkan pemerintah masih berpihak pada sektor asing yang dikuasai oleh asing yang menghasilkan kas negara yang begitu signifikan, namum pada akhirnya APBN yang begitu besarnya hanya dinikmati oleh segelintir orang, sebagi bukti banyak sekali bentuk penyelewengan kasus-kasus korupsi dengan menggunakan uang negara  yang tertangkap oleh KPK menjadi bukti bahwa kita telah kehilangan jati diri bangsa kita yang melakukan kegitan perekonomian sesungguhnya berdasar azas kekeluargaan, sifat menguasai dan rakus itu merupakan hasil dari paradigma yang ditanamkna oleh Soeharto selama kurang lebih 32 tahun memimpin negeri ini  kepada rakyat kita. Sungguh bangsa kita menjadi bangsa yang hilang jati diri saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun