Mohon tunggu...
Gerry N Gardita
Gerry N Gardita Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pedagang, pemimpi, besar dan membakar. Founder & CEO SMS Komputindo @ bekasi cyber park lantai 1 blok a-1 no.19. telp : 021-88965921. 08569003133

Selanjutnya

Tutup

Money

Antara Kecurangan Pedagang dan Tuntutan Pelanggan

15 Mei 2012   12:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:15 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Istilah 'pelanggan adalah raja' sering kita dengar dalam dunia perdagangan, ternyata istilah ini benar-benar di implementasikan dalam perniagaan sehari-hari. awalnya, efek dari istilah ini menuju ke arah yang positif, para pedagang memperbaiki kualitas mereka demi memenuhi tuntutan pelanggan.

Tetapi semakin lama tuntutan palanggan semakin tidak masuk akal dan sangat menyebalkan pedagang, sebagian pelanggan akan menjawab "wajarlah kita pelanggan harus dilayani donk!" dan seterusnya dengan sejuta argumen yang bernilai mengaggungkan ke-egoisan.

karena hal tersebut pedagang yang sudah penat memutar otak agar dagangannya tidak banyak di komplain pelanggan, berikut contoh kecurangan pedagang akibat tuntutan pelanggan yang menyebalkan dan tidak pengertian:

1. makanan berformalin atau borax dll.

penjual tahu contohnya, dagangannya selalu mendapat komplain (terutama dari ibu-ibu) "pak ko tahunya cepat hancur", "pak tahunya cepat basi", "pak tahunya kurang kenyal kurang enak", ketika si penjual tahu menambahkan bahan pengawet khusus makanan tetap saja mendapat komplain, "pak ko mahal sih" "mahal amat pak! disana lebih murah" geramlah si tukang tahu, akhirnya dia menambahkan formalin yang lebih murah dan efesien kemudian hilanglah semua komplain dan tuntutan itu. begitu juga yang terjadi pada bakso, empek-empek, dan lain-lain

2. Timbangan dan takaran yang tidak sesuai

pedagang  juga manusia dan butuh makan, sembako pasti dan hampir selalu mengalami kenaikan harga, (lagi-lagi ibu-ibu) komplain harga yang terlalu mahal dan tidak jadi beli, cari yang lebih murah dengan mengesampingkan kualitas, yang penting murah, nawar harga sejadi-jadinya, lagi-lagi pedagang penat dan pusing menghadapinya akhirnya kembali mengambil jalan pintas mencurangi timbangan, takaran dikurang-kurangi, demi terpenuhinya tuntutan pelanggan dan larisnya dagangan.

3. Instal software bajakan di laptop atau desktop

ketidak mengertian pelanggan terhadap software original juga menjadi kendala pedagang komputer, akibat pedagang yang nakal menginstal software bajakan dengan meminta tambahan uang Rp 50.000 sampai Rp150.000 dari harga desktop atau laptop, banyak pelanggan yang merasa laptop atau desktopnya di instal software original karena dia merasa sudah membayar sejumlah uang untuk software, tuntutan pelanggan ini membuat pedagang lain harus mengikuti jejak pedagang nakal tadi agar dagangannya laku, harga-harga software yang harganya tidak masuk akal bahkan ada software yang seharga mobil bekas menjadi kendala dalam pemberantasan software bajakan di indonesia, yang lebih konyol lagi pelanggan yang sudah membeli software operating system original meminta pada si penjual untuk menginstal software lain-lain untuk mengedit video, mengedit photo, mendengarkan musik, dan lain-lain padahal software yang di instal itu adalah software retakan alias bajakan, akhirnya untuk memenuhi keinginan pelanggan, pedagang menginstalsemua software retakan yang di minta.

kita sebagai pelanggan memang mempunyai hak untuk menuntut sesuatu tetapi pintar-pintarlah menuntut dan mengertilah apa yang dituntut, coba tunjukan sedikit saja toleransi dan kemakluman kita, serta pelajari pengetahuan tentang produk yang kita beli.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun