Disana kujumpai Bona dan Putra. Mereka mengamini bahwa beberapa kawan termasuk dari pers mahasiswa turut ditangkap. Aku kalut, mencari-cari polisi dan bertanya kemana mereka dibawa. Polisi diam, mereka menarik diri dari lokasi. Berjalan kembali menjauhi kami semua. Ibu-ibu masih menangis, ditambah lagi bapak-bapak turut meneteskan air mata. Petang datang, adzan berkumandang, kupandang semua ini. Kulon Progo.Â
Belum reda juga kesedihan kita, tersebar kabar esok akan ada penggusuran lagi. Lagi, dan lagi. Agni memutuskan untuk tetap tinggal dirumah Pak Sadikin. Aku, dengan berat hati harus kembali kerumah dan menyisakan tanya. Bagaimana nasib petani? Sampai kapan ini berakhir? Mengapa mereka yang menabur di bumi, menuai api dikemudian hari? Apakah petani harus mati untuk menjadi lebih berguna bagi pembangunan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H