Mohon tunggu...
Gerry Gratias
Gerry Gratias Mohon Tunggu... Karyawan Swasta II Penikmat Jogja -

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Gaplek Kulonprogo, Kudapan Khas Jogja Barat

4 Maret 2019   02:30 Diperbarui: 4 Maret 2019   02:36 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jogjakarta dan makanannya. Kedua entitas ini paling popular ketika bertemu dalam makanan gudeg. Kota Gudheg pun menjadi salah satu predikat dari wilayah ini. Kesemuanya menjadi satu kesatuan yang mantap dalam identitas Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berbicara tentang Jogja, kali ini kita akan membahas tentang bagian barat wilayah ini; yakni Kabupaten Kulonprogo. Wilayah yang terdapat di sekitar Sungai Progo ini pun memiliki berbagai tawaran yang tidak mampu untuk dilewatkan begitu saja.

Kabupaten yang menjadi lokasi bandara baru Jogja (NYIA) ini ternyata tak kalah, Kulonprogo memiliki benchmark tersendiri terkait makanan andalannya. Berbahan dasar tepung tapioka dan gaplek (makanan olahan dari singkong), Kulonprogo punya kudapan khas yakni Krimpying. Krimpying menjadi jajaran atas makanan khas Kulonprogo selain Geglek (makanan legendaris Kulonprogo lainnya).

jogjaupdate.com
jogjaupdate.com
Krimpying sendiri adalah semacam camilan keripik yang berbahan dasar tepung tapioka dan gaplek. Yang dibumbui dengan garam dan bawah putih saja. Campuran Krimpying diaduk-aduk hingga menjadi adonan kental lalu dikukus. Setelah itu, dibentuk bulatan-bulatan lalu dijemur hingga kering. Digoreng, lalu disantap.

Namun sayang, keberadaan Krimpying Gaplek, camilan legendaris Kulonprogo ini makin lama makin tersingkirkan. Bahkan sudah hampir punah tergerus zaman. Dilansir dari HarianJogja, pembuat camilan ini sekarang tinggal satu. Yaitu di Dusun Bendungan Lor, Desa Bendungan, Kecamatan Wates, Kulonprogo.

Dulunya di desa tersebut ada enam pembuat Krimpying, namun kini tinggal satu saja. Yaitu Jumikem (70 tahun) yang dibantu anaknya, Suwoto (35 tahun).

Dalam sehari, Jumiken dan anaknya bisa memproduksi 15 kg Krimpying setiap harinya. Mereka memasarkan ke Pasar Bendungan yang berlokasi tak jauh dari rumahnya. Sebagian dijual ke orang secara langsung, dan sebagian dititipkan ke pedagang. Jumiken menjual Krimpying buatannya seharga Rp 16.000 perkilonya. Sangat disayangkan camilan legendaris Kulonprogo ini semakin tergusur. Jika masih bisa menemukan Krimpying Gaplek ini, cobalah sebelum punah.

bambangsoepijanto.com
bambangsoepijanto.com
Pemerintah saya pikir mesti turun tangan demi menjaga eksistensi Krimpying Gaplek ini. Seperti kata seorang Bambang Soepijanto, pemerintah semestinya ngayomi, ngayemi ngayani. Kesemuanya menjadi satu kolaborasi apik bersama rakyat menjaga dan bahkan terus meng upgrade keistimewaan Jogja. Sebab menurut calon wakil rakyat nomor 24 ini, merawat keistimewaan Jogja semestinya juga mengindahkan aspek kewilayahan masing-masing. Sekian.

bambangsoepijanto.com
bambangsoepijanto.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun