Jalan Laksda Adisutjipto padat sekali; orang-orang 'lawas' lebih mengenal bentangan jalan dari timur ke barat ini dengan nama Jalan Solo. Dari flyover Janti, saya berencana menuju kawasan Godean. Cukup mudah sebenarnya, tinggal saja lurus kearah barat; kurang dari sepuluh lampu merah. Namun saya teringat bahwa ini menyongsong malam minggu, akan banyak sekali pengguna jalan berlalu lalang. ahh biarlah hitung-hitung tes kesabaran.
Masuk lampu merah perempatan UIN Sunan Kalijaga kesabaran mulai diuji. Padahal didepan saya lihat sudah ada separator yang melarang pengendara ke selatan dari arah barat. Namun agaknya dampak dari rekayasa jalan ini tidak cukup signifikan.
Sepanjang perjalanan saya kemudian berpikir, musababnya apakah disebabkan oleh kendaraan yang kian ramai jumlahnya? Atau memang kondisi lebar jalan yang sebenarnya lagi tak mampu menampung volume kendaraan yang kian bertambah dari waktu ke waktu. Sebab saya ingat sekali, sekitar sembilan tahun lalu macet jalan tidak se-memusingkan ini. Belum lagi sepanjang jalan sering terdengar suara klakson mobil-motor yang menandakan pengemudinya tak panjang sabarnya. Saya hanya menyampaikan obrolan dengan sesame penumpang mobil ini tadi, "entah pakai klakson atau tidak, bukankan sama saja macetnya?"
Ngayomi Ngayemi Ngayani
Pemerintah terkait di Jogja, bukankah menggunakan akses jalan yang sama dengan masyarakat sipil lainnya? Sebab saya pikir jalanan di Jogja tidak (atau belum) terbagi signifikan seperti di Jakarta; paling hanya seputaran ringroad.
Ohh, memang saat ini ringroad utara Jogja sedang dibangun. Sehingga boleh jadi jalanan macet ini ada presentase kendaraan yang harus menghindar; jadinya luber bersungut-sungut sepanjang Jalan Solo.
Satu yang mungkin jadi harapan saya kedepan, yakni jangan sampai Jogja terkenal pula 'istimewa' karena macetnya. Jangan sampai.
Saya pikir peran serta aktif pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini. Sebab untuk pembangungan underpass di ringroad utara saja sebenarnya banyak pro-kontra. Apalagi penutupan jalannya memakan waktu lama, hampir sepanjang tahun 2019 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H