Mohon tunggu...
Gerry Gratias
Gerry Gratias Mohon Tunggu... Karyawan Swasta II Penikmat Jogja -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Panjang Sabar Kala Malam Minggu di Yogyakarta

23 Februari 2019   18:58 Diperbarui: 23 Februari 2019   19:06 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.hipwee.com/feature/rasanya-orang-yang-tinggal-di-jogja-yang-selalu-macet-saat-libur-panjang-tiba/

Jalan Laksda Adisutjipto padat sekali; orang-orang 'lawas' lebih mengenal bentangan jalan dari timur ke barat ini dengan nama Jalan Solo. Dari flyover Janti, saya berencana menuju kawasan Godean. Cukup mudah sebenarnya, tinggal saja lurus kearah barat; kurang dari sepuluh lampu merah. Namun saya teringat bahwa ini menyongsong malam minggu, akan banyak sekali pengguna jalan berlalu lalang. ahh biarlah hitung-hitung tes kesabaran.

Masuk lampu merah perempatan UIN Sunan Kalijaga kesabaran mulai diuji. Padahal didepan saya lihat sudah ada separator yang melarang pengendara ke selatan dari arah barat. Namun agaknya dampak dari rekayasa jalan ini tidak cukup signifikan.

https://www.hipwee.com/travel/curhatan-warga-jogja-yang-kotanya-macet-banget-saat-libur-natal-kemacetan-ini-salah-siapa/
https://www.hipwee.com/travel/curhatan-warga-jogja-yang-kotanya-macet-banget-saat-libur-natal-kemacetan-ini-salah-siapa/
Sepanjang perjalanan, saya catat ada dua lampu merah yang benar-benar padat merayap. Pertama adalah perempatan lepas Lippo Mall. Kedua tak ada yang mampu menandingi yakni perempatan lampu merah Tugu Jogja. Sepertinya orang benar-benar beradu 'menghabiskan waktu' dijalan; entahlah.

Sepanjang perjalanan saya kemudian berpikir, musababnya apakah disebabkan oleh kendaraan yang kian ramai jumlahnya? Atau memang kondisi lebar jalan yang sebenarnya lagi tak mampu menampung volume kendaraan yang kian bertambah dari waktu ke waktu. Sebab saya ingat sekali, sekitar sembilan tahun lalu macet jalan tidak se-memusingkan ini. Belum lagi sepanjang jalan sering terdengar suara klakson mobil-motor yang menandakan pengemudinya tak panjang sabarnya. Saya hanya menyampaikan obrolan dengan sesame penumpang mobil ini tadi, "entah pakai klakson atau tidak, bukankan sama saja macetnya?"

Ngayomi Ngayemi Ngayani

Pemerintah terkait di Jogja, bukankah menggunakan akses jalan yang sama dengan masyarakat sipil lainnya? Sebab saya pikir jalanan di Jogja tidak (atau belum) terbagi signifikan seperti di Jakarta; paling hanya seputaran ringroad.

Ohh, memang saat ini ringroad utara Jogja sedang dibangun. Sehingga boleh jadi jalanan macet ini ada presentase kendaraan yang harus menghindar; jadinya luber bersungut-sungut sepanjang Jalan Solo.

Satu yang mungkin jadi harapan saya kedepan, yakni jangan sampai Jogja terkenal pula 'istimewa' karena macetnya. Jangan sampai.

Saya pikir peran serta aktif pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini. Sebab untuk pembangungan underpass di ringroad utara saja sebenarnya banyak pro-kontra. Apalagi penutupan jalannya memakan waktu lama, hampir sepanjang tahun 2019 ini.

bambangsoepijanto.com
bambangsoepijanto.com
Bambang Soepijanto sebenarnya telah memulai saluran aspirasi masyarakat melalui blusukan. Caleg nomor dua empat ini kerap berkunjung ke desa-desa pinggiran Jogja guna melihat sebenarnya prioritas apa yang mesti dibenahi oleh pemerintah terkait. Apakah situasi jalan ini lantas termasuk yang diberikan solusi? Mari kita lihat pasca April nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun