Raden Ajeng Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Martha Christina Tiahahu ada beberapa pahlawan nasional perempuan Indonesia. Masih banyak nama lain yang tak dapat disebutkan satu per satu. Perempuan-perempuan itu berperan serta dalam andil perjalanan Bangsa Indonesia bahkan sebelum masa kemerdekaan. Waktu berlalu, hingga tiba satu masa dilakukannya Kongres Wanita Indonesia tanggal 22 Desember yang kemudian diperingati sebagai Hari Ibu.
Namun sebenarnya tempat ini menyimpan jejak perjuangan kaum perempuan Indonesia. Sebagai bentuk penghargaan terhadap kiprah perjuangan kaum perempuan Indonesia maka diresmikanlah Gedung Museum Pergerakan Wanita Indonesia Mandala Bhakti Wanitatama.
Awal pembangunan gedung ini dimaksudkan untuk memperingati Kongres Perempuan I pada tahun 1928 di Yogyakarta. Diprakarsai oleh Ibu Sri Mangunsarkoro di Kongres Wanita Indonesia tahun 1952 di Bandung.Â
Beliau mengusulkan agar apresiasi tidak 'hanya' tampak dalam bentuk tugu semata, melainkan berbentuk gedung dengan tujuan dapat digunakan sebagai aktfitas sehari-hari serta mampu meningkatkan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Â
Usulan tersebut diterima serta menjadi keputusan kongres selanjutnya diterima pula oleh penasehat Yayasan Hari Ibu, yaitu Ngarsa Dalem IX. Hingga akhirnya gedung diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Desember 1983.
Ngayomi Ngayemi Ngayani
Jogjakarta berarti Jogja yang Karta, berarti kedamaian dalam kebaikan. Hal demikian agaknya yang menjadi api para perempuan kala itu dan Jogja tak luput akan apresiasi terhadap situasi tersebut. Namun sebaiknya semangat tersebut lantas sebatas bara kemudian padam. Semua pihak mesti berperan dalam kelangsungan Jogjakarta yang dalam predikat sehari-harinya dijuluki sebagai yang istimewa.
Oleh sebab telah menjadi bagian dari Jogjakarta untuk sekian waktu yang lama, masuk akal jika peran 'abdi' kemudian beliau putuskan dengan menjadi wakil rakyat dalam ranah legislatif. Semoga api keistemawaan ini tak pernah padam, dalam rentang waktu tidak berujung. Tak patah arah diterpa angin, panas dan hujan. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H