Mohon tunggu...
Gerry Gratias
Gerry Gratias Mohon Tunggu... Karyawan Swasta II Penikmat Jogja -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Separator, Jalan Keluar yang Memacetkan

2 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 2 Desember 2018   18:59 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : tribunnews.com

Bukan malam minggu atau hari menjelang liburan, namun Jalan Magelang macet sekali. Paling tidak sekitar dua bulan lalu, rentetan mobil motor tidak se-mengular seperti malam ini. Pelan-pelan kuda besi bergerak maju ke utara, sebab kali ini tidak begitu larut saya pulang. Dikanan-kiri, para pengendara mulai keras suara-suara gerutu para pengendara.

Mendekat pom bensin persis selatan TVRI ada pemandangan baru rupanya; ada separator jalan. Sontak dalam hati bertanya-tanya apa alasan pihak terkait memutuskan membangun pra-sarana demikian? Sebab saya pikir Jalan Magelang tidak (atau mungkin belum) sebegitu urgent ada pengaturan jalan sedemikian rupa. Praktis "hanya" menjelang libur serta malam minggu jalan menjadi lebih padat dari hari-hari biasa. 

Lebih lanjut, separator yang terbangun nampak belum tunai dituntaskan pengerjaannya. Seperti "terpaksa" terpotong tepat dipertigaan selatan TVRI. Tidak adanya rambu lalu lintas boleh atau tidaknya kendaraan memutar membuat pengendara spontan banyak yang memutar di sekitar "patahan" separator tersebut. Akibatnya, antrean panjang mengular tidak terhindarkan, terasa sekali jika perjalanan ditempuh dari arah selatan.

sumber foto : jawapos.com
sumber foto : jawapos.com
Mungkin saja, banyaknya pengendara yang melanggar marka menjadi alasan aparatur membangun separator. Namun sayang, upaya solusi seperti belum sesuai yang direncanakan. Bagi warga Yogyakarta maupun yang tinggal di kota ini, infrastruktur jalan adalah realitas yang akrab bagi lingkungan hidup mereka. 

Bagi Yogyakarta yang juga menjadi destinasi wisata yang jamak dipilih orang, sarana dan prasarana transportasi juga semestinya jangan digarap setengah-setengah.

Seyogianya, segala aspek lingkungan hidup masyarakat diperhatikan dengan lebih seksama. Bambang Soepijanto pun menempatkan ranah ini dalam pelaksanaan kewajibannya bagi masyarakat Jogja. Lingkungan hidup, termasuk infrastruktur transportasi akan lebih efisien jika memang pemerhati menempatkan perhatiannya terhadap realitas ini.

Namun bisa saja, pembangunan separator memang tidak se-spontan itu hasilnya akan dituai. Mungkin pihak-pihak terkait memikirkan konsekuensi jangka panjang jika infrastruktur yang ada sebelumnya tidak segera dibenahi (diubah dekorasinya). Apapun itu, semoga memberikan dampak positif bagi keberlangsungan transportasi di Yogyakarta secara luas nantinya. 

Namun sayangnya tetap, paling tidak sampai sebulan terakhir pasca pembangunan, separator menjadi solusi yang memacetkan. Terutama pada jam-jam sibuk para pengguna jalan raya, meskipun itu pada hari-hari biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun