Mohon tunggu...
Gerry Gratias
Gerry Gratias Mohon Tunggu... Karyawan Swasta II Penikmat Jogja -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bus Kota, Solusi Saat Penghujan Tiba

7 November 2018   04:38 Diperbarui: 7 November 2018   04:44 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarau panjang sekali, banyak yang mengeluh Jogja menjadi teramat panas akhir-akhir ini. Namun sepertinya air hujan perlahan mulai mengguyur disekitar. 

Ya, musim penghujan telah tiba. Walau pelan tapi pasti, mulai akrab ditelinga gemercik air diluar sana. Memang agaknya, bahwa bulan (dengan akhiran -ber) identik dengan kala rendeng kata orang Jawa.

Mengingat musim begini jadi teringat kota Bogor. Kota itu memang identik dengan suasana hujan siang dan malam. Selain hujan, yang mengingatkan lagi adalah angkot. Seribu angkot juga menjadi maskot Bogor selain kota hujan. Dapat ditemui begitu banyak angkutan tersebut berlalu-lalang bahkan di gang-gang sempit dipinggiran. Selain prinsip efisiensi terhadap sarana transportasi massal, pemandangan tersebut juga sedap dipandang.

Hari-hari terakhir ini saya jadi membayangkan bagaimana jika pemandangan tersebut juga hadir di Jogja. Memang sekarang angkot mulai jarang ditemukan, namun di Jogja ada bus kota. Seandainya angkutan ini tidak hanya berjajar di Giwangan atau di Jombor. Sepertinya akan menarik! Ketika begitu saja dari depan rumah atau gang terdekat kita. Penumpang bisa menghadang bus kota untuk menuju tempat tujuan.

Seandainya pemerintah sebagai pemangku kebijakan dapat mengindahkan gagasan ini. Sebab seringkali ketika melintas jalan raya, saat berada dibelakang Transjogja terdapat poster komikal dengan persuasi untuk naik bis demi mengurangi macet. Saya pikir berarti ada kegelisahan pemerintah terkait sarana transportasi massal. 

Urusan perhubungan ini juga dapat dibaca menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini DPD Provinsi D.I. Yogyakarta. Bayangkan saja jika masyarakat bahkan pinggiran Jogja lebih dekat dengan akses transportasi ini.

Menyoal Jogja pinggiran dan peran pemerintahan, ada seorang yang dekat dengan hal tersebut, beliau adalah Bambang Soepijanto. Pengalamannya dekat dengan persoalan Jogja pinggiran seperti Kulon Progo dan Gunung Kidul sudah kenyang dianyam. Reboisasi, seperti yang selama ini akrab dengan beliau akan dapat pula diimplementasikan dalam ranah ini. 

Transportasi massal yang akhir-akhir ini kering, dapat kembali untuk ditanam. Meski peremajaan unit otobus sudah dilakukan, ajakan untuk naik bis sepertinya belum juga signifikan digubris. Jadi, marilah pemerintah coba lihat dan bayangkan jika kelak banyak bus kota parkir disana. Pun juga orang-orang yang duduk berjajar dikursi, menjadi akrab dimata seperti yang marak sekian tahun lalu.

Ibarat tanaman dilahan kering, mari lakukan reboisasi. Ketika yang bersangkutan sadar akan kegelisahannya, mari tanam pupuk dan siram. Sekarang pun sudah musim penghujan, jadi bagaimana kalau naik bus kota kemudian jalan-jalan. 

Bertegur sapa dengan yang duduk disekitar, tanpa kehujanan sudah sampai tempat tujuan. Dan lagi akan lebih menyenangkan jika berhentinya dapat tepat didepan rumah, menjadi hari-hari yang menarik bagi kita bukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun