Jika Forkopimda papua tidak disikapi dan selamatkan perempuan maka masa depan papua sedang menuju pada pintu kehancuran.
Pemda se papua harusnya menyikapi dinamika remaja yang kian meraja lelah hampir seluruh kabupaten kota di tanah papua akhir-akhir ini. Ini masalah serius karena masalah kerusakan dan kehancuran moral generasi papua bukan masalah sepele jadi pemda melembar ini ke orang tua dan keluarga saja.Â
Sebab ini sudah melampaui batas kewajaran remaja. dari malming atau dulunya sebatas kumpul-kumpul cerita atau saling menghibur atara remaja itu sudah peralih ke dunia berdagangan tubuh remaja para perempuan dan ini kondisi yang sangat memprihatikan.
Jika pemda tidak menyikapi serius dan lepas tanggung jawab dan dilimpahkan kepada orang tua maka tidak menutup kemungkinan orang tua sudah tidak mampu untuk mengatasinya karena perdagangan perempuan ini bisa jadi alasan mereka karena kondisi kehidupan orang tua.
Orang tua juga bisa perdagangkan anak-anaknya dengan alasan tertentu semisal kehidupan keluarga yang hidup pas-pasan atau serba kekurangan dll. jadi anak-anak ini terpaksa melakukan demi uang dan kebutuhan hidup keluarga mereka.
Dan perdagangan ini juga dilakukan dengan sejumlah teknik, cara serta taktik main mereka. lalu cara yang paling dominan menonjol di depan mata kita yang sedang meraja lela akhir-akhir ini yaitu melalui Medsos. chat grup WA, chat Faceebok, IG, Wichat, twiter dll.Â
Mereka memosting serta mempromosikan di medsos dengan harga tertentua. Apa lagi sekarang ini kita diperhadapkan dengan situasi Corona sehingga tidak menutup kemungkinan banyak perempua menjual tubuhnya demi uang untuk bertahan hidup.
dan bersambung ke part 2.
Penulis adalah Jemat Pinggiran Penikmat Debu Jalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H