Mohon tunggu...
Inovasi

Polemik antara Ojek Online dan Ojek Offline

25 Maret 2016   06:32 Diperbarui: 25 Maret 2016   13:21 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kebutuhan manusia akan transportasi semakin meningkat khususnya di daerah yang padat warganya, seperti Jakarta. Kita bahkan tau bahwa di Jakarta sering terjadi kemacetan, mengapa macet itu terjadi? Macet disebabkan oleh tidak teratur nya pengguna jalan, seperti angkot yang berhenti mendadak, ojek-ojek menarik pelanggan.

Transportasi adalah suatu cara atau alat yang digunakan masyarakat untuk berpergian, contohnya bus, angkot atau ojek. Semakin majunya jaman atau yang kita kenal sebagai era globalisasi, maka transportasi umum akan semakin berkembang. Transportasi umum semakin berkembang untuk beberapa tujuan yaitu menerima keuntungan yang lebih banyak dan membantu masyarakat agar lebih gampang.

Baru-baru ini keluarlah transportasi umum yang berbasis online dengan menggunakan aplikasi di jejaring sosial, ada Go-jek, Grabbike, dan Grabcar. Buka aplikasi – pesan ojek – pilih tempat ketemu – selesai, itulah sistem transportasi berbasis online ini. Aplikasi aplikasi transportasi online ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk mencari ojek dan memecahkan masalah kemacetan di daerah tersebut, ojek ini tidak akan berhenti mendadak jika ada pelanggan karena ojek ini telah dipesan oleh pengguna nya melalui online, tetapi di balik niat yang baik itu terdapat ke tidak senangan dari para ojek pangkalan, mereka merasa bahwa diri mereka tersaingi, pendapatan mereka menurun, pelanggan berpindah ke transportasi online yang lebih gampang.

Pemerintah juga merevisi peraturan peraturan transportasi umum untuk mengatasi hal ini, para ojek sekarang berkerja dan berlomba lomba untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak, mereka berusaha untuk mengikat hati para pelanggannya.

Di kasus ini para pengojek pangkalan tidak terima jika pelanggannya sudah berpindah ke ojek online ini, kenyataannya ojek online ini memang layak atau memang sangat membantu daripada ojek pangkalan tersebut, ojek online memberikan banyak tawaran, memberikan banyak keuntungan bagi pelanggannya, dan pelangganpun tidak susah susah untuk mencari ojek lagi, ojek online ini mencoba memperbaiki tentang apa yang sudah dilihat di mata masyarakat tentang ojek, dulu orang melihat ojek dengan sebelah mata, mata pencaharian yang remeh, sekarang ojek online ini menunjukkan bahwa ojek ini sangat dibutuhkan di dunia ini, ojek online juga memberikan pelayanan yang sopan dan ramah, mereka mencoba menjadi ramah di depan pelanggannya, oleh karena itu banyak pelanggan ojek berpindah hati ke ojek online ini, yang mengakibatkan marahnya ojek pangkalan, ojek pangkalan tidak terima jika diadakan ojek ojek online itu, mereka berpendapat bahwa ojek online ini telah merebut pelanggannya.

Kehadiran Ojek online yang seharusnya menjadi pemecah masalah dari kemacetan dan membantu rakyat, namun malah menjadi pemicu masalah lain. Ojek online sekarang juga merasa was-was, mereka terasa terancam karena mata pencahariannya itu. Salah satu cara untuk menghentikan perseteruan ini yaitu dengan bantuan pemerintah dan toleransi antar ojek tersebut.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun