Mohon tunggu...
gerry setiawan
gerry setiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aktivis jaringan epistoholik jakarta (JEJAK) Editor Buku "Internasionalisasi Isu Papua, Aktor, Modus, Motiv" Penerbit: Antara Publishing (2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiga Tokoh Pemicu Konflik Papua

5 Februari 2012   06:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:02 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13284219401036412932

[caption id="attachment_159144" align="aligncenter" width="505" caption="ilustrasi : http://www.flickr.com/photos/70258493@N03/6817334775/in/photostream"][/caption]

Dua hari yang lalu, Jumat (03/02/2012)Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Papua melalui media lokal Papua mengeluarkan sebuah statemen mengejutkan. Tanpa tedeng aling-aling, Yan Matuan, Ketua BEM Papua menyebut tiga tokoh kunci yang menurutnya adalah pemicu konflik di wilayah Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Tiga tokoh itu adalah Lukas Enembe, Elvis Tabuni dan Simon Alom. Dalam pandangan BEM Papua, tiga tokoh tersebut adalah pucuk pimpinan daerah di wilayah Kab. Puncak, dan Kab. Puncak Jaya. Ketiganya juga disebut-sebut sebagai pemicu konflik di wilayah itu.

Untuk itu, BEM Papua mendesak Polda setempat untuk segera menangkap Lukas Enembe, Simon Alom dan Elvis Tabuni dan menetapkan mereka sebagai tersangka dalam insiden Ilaga. BEM Papua berharap, jajaran Polda Papua tidak memelihara pemicu konflik di Puncak Ilaga dan Puncak Jaya. Pasalnya, hingga saat ini pihak Polda Papua belum dapat menangkap dan mengamankan para pemicu konflik di wilayah itu.

“Polda Papua harus ekstra keras mengejar mereka dan meminta keterangan terkait penembakan dan perang suku yang menyebabkan puluhan nyawa warga melayang,” tegas Ketua BEM Papua, Yan Matuan.

http://www.bintangpapua.com/headline/19452-bem-polda-jangan-pelihara-pemicu-konflik

Menurut saya, keprihatinan Ketua BEM Papua itu patut menjadi keprihatinan kita bersama. Karena beberapa hal berikut ini :

1)Wilayah Puncak Jaya, Papua selama ini memang dikenal sebagai wilayah paling rawan konflik. Di wilayah ini juga sering disebut-sebut sebagai markasnya (basis perjuangan) Tentara Pembebasan Nasional (TPN) OPM atau sayap militer pejuang Papua merdeka. Dalam suatu kesempatan, Lukas Enembe (Bupati Puncak Jaya) pernah menyatakan bahwa daerah yang dipimpinnya itu dan juga Kabupaten Mimika telah dijadikan pusat perjuangan fisik bersenjata kelompok OPM.

2)Tahun 2012 yang baru berjalan sebulan lebih ini, di wilayah ini sudah terjadi 3 (tiga) kali aksi penembakan yang patut diduga dilakukan oleh kelompok TPN-OPM. Pertama, terjadi pada Senin. 9 Januari 2012. Sebuah mobil pengawas trailer milik PT Kuala Pelabuhan Indonesia ditembak dan dibakar oleh orang tidak dikenal di sekitar Mil 52 jalan poros tambang PT Freeport Indonesia.Insiden ini mengakibatkan seorang karyawan PT KPI, Nasyun Naboth Simopiaref tewas dan seorang karyawan lainnya, Thomas Bagiarsa mengalami luka bakar.

Aksi penembakan kedua terjadi pada Jum’at, 20 Januari 2012, di Kurilik, distrik Puncak Jaya. Sejumlah pria yang diyakini sebagai anggota kelompok OPM menembak mati seorang warga sipil bernama Kisma Rafiq.Korban ditembak dipunggung ketika hendak menutup toko kelontongnya.

Dan insiden ketiga adalah penembakan terhadap anggota Brimob bernama Briptu Sukarno di kampung Wandenggobak, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua tgl 30 Januari lalu.Insiden itu terjadi saat korban bersama rekan-rekannya berjumlah enam orang dipimpin Kompol Sinulingga sedang melakukan patroli dengan berjalan kaki.http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/01/30/144371/TNI-Polri-Buru-Pelaku-Penembakan-Anggota-Brimob-di-Papua/1

3)Sementara pada tahun 2011, insiden yang terjadi di wilayah ini hampir tak terhitung. Insiden terbesar terjadi pada 29 Juli 2011 yang dikenal dengan insiden Ilaga, yaitu perang terbuka antar kelompok pendukung calon Bupati Simon Alom dan Elvis Tabuni yang memakan korban tewas 49 orangdan ratusan orang mengalami luka-luka.

Dengan riwayat konflik seperti itu, maka sangat beralasan jika BEM Papua dan kita sebagai bangsa bersama-sama mendesak aparat keamanan di Papua, Pemda, gejera dan tokoh masyarakat setempat untuk memberikan perhatian khusus terhadap penanganan konflik di wilayah itu. Kita tentu sepakat agar penegakan hukum terhadap para pelaku aksi kekerasan di wilayah itu benar-benar dilakukan secara tegas, agar ke depan aksi yang sama tidak kembali terulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun