Mohon tunggu...
gerry setiawan
gerry setiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aktivis jaringan epistoholik jakarta (JEJAK) Editor Buku "Internasionalisasi Isu Papua, Aktor, Modus, Motiv" Penerbit: Antara Publishing (2014)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Memangnya Peluru Punya Mata ?

3 Juli 2012   05:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:19 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1341295680181021879

Kasus tewasnya Johanes Yanufrom, Kepala Kampung Sawiyatami, Kabupaten Keerom, Papua pada Minggu, pada Minggu 1 Juli 2012, hingga kini masih menjadi bahan perdebatan. Pihak TNI menuding OPM (Organisasi Papua Merdeka) pimpinan Lambert Pekikir sebagai pelaku penembakan, sementara Lambert Pekikir mengakui aksi penembakan itu tetapi menolak telah menembak  Johanes.

Sebagaimana diberitakan di berbagai media massa lokal dan nasional, Johanes Yanufrom ditemukan telah tak bernyawa sesaat setalah terjadi kontak tembak antara kelompok OPM pimpinan Lambert Pekikir dengan rombongan TNI yang tengah melakukan patroli di sekitar Kampung Sawiyatami.

Patroli itu dilakukan karena 1 Juli adalah hari lahir OPM. Untuk merayakannya,Lambert Pekikir, salah seorang tokoh yang dikenal sebagai pimpinan salah satu kelompok OPM yang bermarkas di wilayah perbatasan RI-PNG, telah mengeluarkan maklumat kepada semua warga di Keerom untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora serta membunyikan mercon. Warga bahkan diperintahkan untuk tidak keluar rumah dan tidak melakukan aktifitas hariannya di kebun, di pasar, di kantor ataupun ke sekolah.http://bintangpapua.com/headline/24352-bk-berkibar-papua-tak-lantas-merdeka-

Maklumat itu tentu saja membuat aparat TNI di sana bergidik. Maka patroli intensif pun digelar untuk ‘membebaskan’ warga Keerom dari maklumat intimidatif pimpinan OPM itu. Namun tetap saja Bendera Bintang Kejora dikibarkan di beberapa titik di wilayah Keerom, bahkan ada juga di Kota Jayapura.

[caption id="attachment_186069" align="aligncenter" width="486" caption="Lambert Pekikir. Foto : Tempo.co"][/caption]

Selain itu, tampaknya Lambert Pekikir dan para pengikutnya memang sudah merencanakan sebuah serangan. Ia telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan terhadap rombongan patrolidari Satgas Yonif Lindu 431/SSP yang tengah melintas di Kampung Sawiyatami itu. http://bintangpapua.com/headline/24417-opm-tembak-mati-kepala-kampung

Kronologi serangan

Penjelasan Kapolda Papua, Irjen Pol. B.L. Tobing terkait penyerangan 1 Juli tersebut, sebagai berikut :serangan terjadi sekitar pukul 08.30 Wit di KM 71 M Kali Up tanjakan Kampung Sawiyatami. Wilayah tersebut bertebing, sehingga menguntungkan pihak lawan. Kontak tembak terjadi di tempat itu. Badan kiri kanan mobil patroli yang ditumpangi anggota Satgas terkena tembakan, tapi tidak melukai anggota Satgas.Pada saat itulah, Kepala Kampung setempat (Yohanes Yanufrom) melintas.

Saat itu posisi kendaraan (patroli) Satgas berada di turunan jalan, sedangkan kelompok Lamberth Pekikir menghadang, tapi posisi anggota Satgas 431/SSP kurang mengutungkan,” terang Kapolda di RSUD Kwaingga,

Karena posisi kurang menguntungkan, lanjut Kapolda, anggota Satgas kemudian mundur mencari bantuan, dan kembali lagi ke TKPdengan membawa pasukan tapi terlambat. Yohanes Yanufrom ditemukan tewas tertembak, sedangkan kelompok penyerang sudah melarikan diri ke hutan. http://bintangpapua.com/headline/24417-opm-tembak-mati-kepala-kampung

Beberapa jam pasca penghadangan itu, terjadi lagi kontak senjata antara kelompok Lambert Pekikir dengan Danramil Ubrub bersama anggotanya di 2 Km sebelum Kampung Wembi, Distrik Arso.

Betul, kami yang menembak

"Betul kami yang menembak, itu pasukan saya dari OPM," aku Lambert kepada detikcom, Senin (2/7/2012).Tetapi pihaknya tegas menolak telah menembak Kepala Kampung Yohanes Yanufrom. Lambert menolak peluru yang mengenaikorban berasal dari senjata milik anggota OPM. “Kami masih mencari tahu peluru siapa sebenarnya yang mengenai Johanes Yanupron. Jadi sampai hari ini belum ada kesimpulan,” tegas Lambert Pekikir.

http://news.detik.com/read/2012/07/02/152747/1955786/10/opm-akui-pelaku-penembakan-mobil-tni-di-papua

Sang Kepala Kampung ini ternyata adalah anak salah seorang Ondoapi (Kepala Suku besar) Papua. Lambert Pekikir dan anggotanya mengaku kenal baik dengan Johanes. Sesaat sebelum terjadi baku tembak dengan TNI, pasukan Lambert Pekikir berpapasan dengan Johanes. Lantas, Lambert Pekikir meminta Yohanes kembali ke rumahnya.

“Jadi, saat ia melintas, kami menghentikannya lalu menyuruhnya kembali ke rumah. Karena sebelumnya kami sudah mengumumkan tidak boleh jalan,” katanya.

Masih menurut Lambert, Johanes langsung balik ke rumahnya setelah menendapat peringatan dari dirinya. Dalam perjalanan pulang itulah, Johanes berpapasan dengan anggota TNI yang mengendarai mobil Taft yang meluncur dari arah Sawiyatami menuju Word. Mengetahui ada mobil TNI lewat, anggota Lambert Pekikir langsung menembak.

Lambert tetap bersikukuh bahwa Johanes tewas bukan karena peluru mereka."Jhon itu anggota resmi OPM-TNP, dia juga kepala desa Sawyatami. Saat ini markas besar OPM berduka atas kabar tersebut, " tegas Lambertus sebagaimana dikutip Detik.com.

Peluru Siapa?

Dari kronologi peristiwa yang dihimpun dari berbagai pemberitaan media di atas, diketahui bahwa korban berpapasan dengan rombongan patroli satgas Yonif menggunakan mobil Taft. Sementara tembakan penghadangan dari kelompok Lambert Pekikir diarahkan ke mobil Taft itu, di mana posisi korban berada dekat mobil Taft. Sulit menghindari bahwa korban juga menjadi sasaran tembak kelompok Lambert. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa peluru yang mengarah ke mobil patroli Satgas Yonif itu “dilarang” mampir ke tubuh mendiang Kepala kampung Sawiyatami itu. Apalagi, peluru memang tidak punya mata.....!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun