[caption id="attachment_269373" align="aligncenter" width="440" caption="Markas PBB di New York (Foto: radioaustralia.net.au)"][/caption]
Sebagaimana telah diduga sebelumnya, kelompok pendukung kemerdekaan Papua benar-benar memanfaatkan forum Sidang Majelis Umum PBB yang sedang digelar di Markas PBB New York saat ini untuk menginternasionalisasikan isu Papua. Padahal forum itu secara khusus digelar untuk membahas krisis Suriah.
Tokoh yang menyuarakannya adalah Perdana Menteri Vanuatu, Moana Karkas Kalosil yang memang sudah lama diketahui menjadi bagian dari jaringan kelompok gerakan separatis Papua di luar negeri.
Apa yang disuarakannya nyaris serupa dengan kampanye hitam Benny Wenda dari Inggris yang menuduh tanpa bukti Pemerintah Indonesia telah melakukan genosida di Papua Barat. Juga identik dengan seruan tokoh gereja lokal Pdt. Socratez Sofyan Yoman dan Pdt. Beny Giay yang meminta PBB mengirimkan utusannya ke Papua untuk memantau pelanggaran HAM di wilayah itu.
Simak pernyataan Kalosil di forum Sidang Majelis Umum PBB itu sebagaimana dirilis situs radio Australia ( abc.net.au) berikut ini:
“Bagaimana bisa kita mengabaikan ratusan dan ribuan rakyat Papua Barat yang diperlakukan secara brutal dan dibunuh? ...”
Kalosil yang pernah menjadi pembela buat kemerdekaan bagi Papua Barat dari Indonesia menyerukan kepada PBB agar menunjuk seorang Wakil Khusus untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran HAM. baca artikel ini dan ini
Pertanyaannya, benarkah ada ribuan rakyat Papua Barat yang dibunuh? Jika ada, apakah Kalosil dapat membuktikan ucapannya?
Patut disayangkan jika seorang perdana menteri dari negara terhormat berdiri di podium forum resmi PBB dengan hanya memungut pernyataan-pernyataan usang yang sudah lama terserak di dunia maya dari sekelompok kecil orang sakit hati.
Akan lebih bermartabat jika sebelum menyuarakan tudingannya, PM Vanuatu itu terlebih dahulu berkunjung ke Papua untuk melihat sendiri kondisi HAM. Karena sejak akhir Juni 2013 yang lalu Pemerintah Indonesia secara terbuka sudah menyampaikan undangan resmi dalam forum Melanesian Spearhead Group (MSG) di Noumea, New Caledonia, agar MSG (dimana Vanuatu menjadi salah satu anggotanya) mengirimkan delegasinya ke Papua untuk memonitor dari dekat kondisi HAM di Papua. Namun sayangnya, hingga kini belum terdengar khabar mengenai kunjungan dimaksud.
Apa bedanya tuduhan Moana Karkas Kalosil dalam kapasitasnya sebagai seorang PM dengan tudingan mantan buronan Interpol Benny Wenda? Jika tak ada bedanya, maka patut diduga PBB pada akhirnya akan memberikan “apresiasi” yang sama atas kedua tudingan itu, yakni menjadi penguni tong sampah. [***]