Mohon tunggu...
gerry setiawan
gerry setiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aktivis jaringan epistoholik jakarta (JEJAK) Editor Buku "Internasionalisasi Isu Papua, Aktor, Modus, Motiv" Penerbit: Antara Publishing (2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aussie, antara Perkataan dan Perbuatan

30 Maret 2012   03:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:16 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1333079252372062611

Seringnya masyarakat Indonesia mengecam Australia akibat adanya dukungan terhadap gerakan Papua merdeka, mendorong pihak Kedutaan nya di Jakarta turun ke Papua.Selasa (27/3/2012) Kedubes Australia mengutus dua pejabatnya ke Papua, yaituRalph Gregory(Konselor Bidang Politik), dan Emily Whelan (Sekretaris II Kedubes Australia). Lembaga yang ditemui adalah Majelis Rakyat Papua (MRP), Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dan Komnas HAM Papua.

Dalam tulisan sederhana ini, saya ingin menyoroti hasil pertemuan utusan Kedubes Australia itu dengan DPRP dua hari lalu. Ruben Magai ( Ketua Komisi A DPRP) kepada pers menjelaskan bahwa pada prinsipnya Pemerintah Australia menyatakan mendukung sepenuhnya Papua tetap berada di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagai bukti dukungan itu, kata Ruben, Pemerintah Australia memberikan bantuan dana melalui bank dunia, UNDP dan lain lain untukmendukung Otonomi Khusus(Otsus) Papua. Dana itu untuk pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, kesehatan serta pendidikan.

http://bintangpapua.com/headline/21289-australia-dukung-papua-tetap-dalam-nkri

Dari keterangan Rumben Magai di atas, saya ingin menggaris bawahi pernyataan utusan Kedubes Australia bahwa Pemerintah Australia mendukung Papua tetap dalam NKRI kendati ada sejumlah politisi maupun aktivis di Australia yang secara terang-terangan mendukung gerakan Papua merdeka.

Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, pernyataan pihak kedubes Australia ini bukannya yang pertama kali. Boleh dibilang, kita sampai bosan mendengarnya. Tapi toh masih banyak kelompok masyarakat Australia (NGO, parpol, aktivis) yang mendukung separatisme di Papua. Juga tidak ada jaminan bahwa setelah pernyataan ini, tidak ada lagi dukungan-dukungan yang secara sporadis diberikan kepada para aktivis Papua merdeka.

Bahwa adanya bantuan dana melalui bank dunia untuk mendukung Otsus Papua, itu juga bukan jaminan. Karena banyak negara lain juga memberikan dukungan dana kepada Indonesia untuk kemajuan Papua, namun tidak “bermain mata” dengan para aktivis Papua merdeka.

Karenanya, adalah bijakasana bagi kita sebagai bangsa untuk tetap mewaspadai Australia dalam urusan Papua. Jangan terbuai pada bantuan apapun yang telah diberikan, apalagi pada pernyataan politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun