Mohon tunggu...
gerry setiawan
gerry setiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aktivis jaringan epistoholik jakarta (JEJAK) Editor Buku "Internasionalisasi Isu Papua, Aktor, Modus, Motiv" Penerbit: Antara Publishing (2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demi Pengamanan Pilpres, Bolehkah HAM Dilanggar?

12 Juni 2014   20:29 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:02 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


[caption id="attachment_310861" align="aligncenter" width="530" caption="Warga Papua sedang memberikan suara pada Pileg 2014 (Foto: www.portalkbr.com)"][/caption]

DALAM satu pekan terakhir, aparat keamanan di Papua telah menewaskan dua orang petinggi kelompok kriminal bersenjata. Kedua orang tersebut adalah Timika Wonda, pimpinan kelompok separatis bersenjata OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang selama ini mengganggu di wilayah Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Satu lagi bernama Rudi Orari, bukan dari kelompok separatis OPM tetapi pimpinan kelompok kriminal bersenjata yang sering melakukan tindakan kriminal di Distrik Angkasera, Kabupaten Kepulauan Yapen. Menurut Kapolda Papua, Tito Karnavian, Rudi Orari dan kelompoknya tega menganiaya tokoh agama dengan menyuruh yang bersangkutan memakan tanah. http://www.merdeka.com/pemilu-2014/jelang-puncak-pilpres-polri-gelar-operasi-senyap-amankan-papua.html

Tertembaknya kedua pemimpin kelompok ini adalah bagian dari operasi penegakan hukum dan kamtibmas yang dilakukan jajaran Polda Papua bekerjasama dengan Kodam Cenderawasih demi suksesnya pelaksanaan Pilpres 9 Juli mendatang. Warga Papua yang hendak melaksanakan Pilpres perlu mendapatkan perlindungan dari gangguan kelompok kriminal bersenjata sehingga mereka dapat melaksanakan hak demokrasi (pemilihan Presiden) dengan aman dan damai.

Penembakan tidak serta merta dilakukan tim gabungan Polri dan TNI tersebut, melainkan melalui patroli dan razia untuk meminimalisir gangguan dari kelompok bersenjata di pedalaman Papua. Tewasnya Timika Wonda maupun Rudi Orari terjadi saat patroli tim gabungan tersebut dihadang kelompok bersenjata. Kontak tembak pun tak terhindarkan, sehingga jatuh korban.

Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, selain selain patroli yang dilakukan oleh tim gabungan, Baintelkan Polri dan Polda juga melakukan razia secara tertutup guna mendeteksi ada pembawaan senjata ilegal. Hasilnya, terkumpul senjata api ilegal dari kelompok-kelompok itu. http://www.pemilumaluku2014.com/tni-tembak-dan-rebut-2-senjata-api-angggota-opm-di-papua/

Melanggar HAM?

Di semua negara, Pilpres merupakan agenda nasional yang sangat penting. Karenanya ia harus diamankan dari segala macam bentuk gangguan. Jika ada yang mengganggu, apalagi gangguan dari kelompok bersenjata, pasti akan menjadi prioritas penanganan oleh aparat keamanan.

Mungkin saja ada peristiwa penembakan serupa yang terjadi di daerah lain di republik ini kendati di daerahnya tidak ada kelompok separatis.Sebut saja kelompok teroris atau kelompok kriminal lainnya yang tertembak aparat keamanan ketika mereka sedang melakukan tindak kejahatan dengan menggunakan senjata api ilegal.

Dalam penanganan kelompok bersenjata ini, tidak ada urusan HAM karena orang yang memegang senjata dan menggangu keamanan warga lainnya, berarti ia telah melepaskan HAM-nya dan menjadi seorang kriminal. Aparat keamanan sesuai dengan tugas konstitusional yang diberikan negara kepadanya wajib melindungi HAM warga negara yang HAM-nya diganggu oleh kelompok kriminal.

Sebagai bangsa kita berharap Pilpres kali ini dapat berjalan lancar dan aman dari ganguan apapun, apalagi gangguan dari kelompok bersenjata. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun