Papua memang bak mutiara yang diincar banyak orang. Sejak bergabungnya Irian Barat (sekarang disebut Papua) dalam pelukan negara Republik Indonesia, masalah gerakan separatis di sana tak kunjung berhenti.
Penulis jadi ingat ketika dulu, di sekitar tahun 85-an, bekerja di pedalaman Irian, di tempat sangat terpencil wilayah suku Asmat, pernah didatangi helikopter dari misionaris bangsa asing yang menawarkan sayuran dari hasil tanaman kampung binaan mereka (entah di mana), untuk  kami (perusahaan) membeli dari mereka. Si misionaris (begitu pengakuannya), kemudian rutin mengirim sayur dan buah (karena saya setuju membeli), dengan helikopter!...
Hingga saat ini, ribuan orang asing yg mengaku penyebar agama, bertebaran di seluruh pelosok Papua, termasuk di Tolikara yg kini terkenal. Puluhan mungkin hingga ratusan pesawat pribadi hilir mudik dengan bebas di Papua memakai bendera bermacam agama.
Presiden Jokowi harus waspada, gerakan separatis yg menginginkan papua merdeka lepas dari NKRI masih ADA dan didukung oleh negara asing yang berkepentingan menguasai tanah Papua yang kaya raya. Tolikara sekedar test case (bisa jadi) oleh mereka untuk melihat bagaimana kondisi Papua saat ini, terutama menguji reaksi rakyat papua terhadap kemungkinan ikut campurnya negara asing, sekaligus reaksi pemerintah pusat dan daerah terhadap percikan api yg dilempar mereka.
Ujicoba Tolikara tentu berkaitan dengan niat baik presiden Jokowi (yang bisa saja justru dinggap kelemahan hati Jokowi oleh mereka) untuk merangkul tokoh Papua termasuk dengan membebaskan tahanan politik di sana.
Presiden Jokowi harus waspada, propinsi Timor Timur yang sudah menelan banyak nyawa TNI dan triliunan uang negara, ternyata berhasil menipu kita dan dengan campur tangan asing, JADI MERDEKA, LEPAS DARI NKRI.
Papua tidak boleh lepas dari NKRI.
RG. Salam NKRI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H