Beberapa hari ini, dunia politik jadi makin heboh. Munas Golkar merekomendasi agar DPP memperjuangkan pilkada lewat DPRD, jadi menolak perppu pilkada langsungnya SBY.
Kompasiana juga heboh lah. Hujatan kepada ARB (seperti biasa dan sudah diduga) bertubi-tubi.
Mulai mempersoalkan munas yg katanya tidak demokratis, Ical yg otoriter memecat kader (padahal pemecatan adalah putusan munas), kasus teddy bear yg bikin malu (memang betul memuakkan), hingga harga saham bakri grup yang makin anjlok (emangnya rakyat mikirin), juga berita tvone yang selalu partisan (ya seperti metrotv juga yg menghasut).
Lalu bagai angin ributlah, ketika SBY berkicau beraksi pula, yang bilang bahwa golkar khianati janji sepakat akan setuju perppu SBY, tanpa sebutkan bahwa sepakatnya termasuk bagi-bagi kursi pimpinan DPR MPR.
Dan jadi badai, ketika SBY datang ke istana, bicarakan masalah itu (salah satunya tentu), dengan jokowi.
Sampai-sampai tvone dalam acara ILC bikin judul: KMP TERBELAH. Begitu kira-kira.
Para pendukung tak sabar menunggu hari pembalasan, berupa sidang DPR dimana akan terjadi voting dan ..... KMP, KAU RASAKAN SEKARANG!!! KAU KALAH VOTING KAN?!!'
Dendam kesumat kalah voting rebutan kursi pimpinan DPR MPR terbalas sudah .... Begitu kira-kira harapan itu bergejolak dalam dada.
Dan ternyata........., KMP dengan santai, sekali lagi santaaaaai sekali, lewat ARB sendiri bilang, golkar mendukung kok perppu pilkada langsung. Fadli Zon juga bilang, kami tetap dengan kesepakatan dukung perppu SBY tersebut.
Kata mereka: tidak ada masalah mau langsung atau lewat DPRD, dulu kan pemerintah yg mengajukan RUU pilkada lewat DPRD, karena itu DPR mempertimbangkan.
Semua melongo.....
KMP memang bukan tandingan koalisi PDIP dalam berpolitik bersiasat. PDIP harus banyak belajar lagi.
Hahahahahahaha RG. Salam NKRI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H