Mohon tunggu...
Kebijakan Pilihan

Quo Vadis Bapak Basuki Tjahaja Purnama ?

10 Desember 2014   01:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:39 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama - tama saya ucapkan selamat kepada Bapak karena sudah dilantik menjadi gubernur DKI menggantikan Bpk. Joko Widodo.

Langsung saja.

Saya dan para pemilih Bapak Pilkada yang lalu mendambakan Jakarta dengan segala pembaruan yang dijanjikan oleh duet bapak.

Saya juga telah melihat banyak hal yang ditangani oleh bapak berdua.  Selama 2 tahun ini DKI Jakarta melihat dan memberi kesempatan bagi bapak - bapak untuk melakukan tugas bapak berdua, walaupun itu mengganggu kenyamanan mereka.

Kini Bapak menjadi pimpinan. Sendiri.  Dengan segala macam yang bapak sebut di awal sebelum bapak terpilih, setelah menjabat dan kini menjadi nomor 1 di Jakarta, kok belakangan ini saya liat bapak mulai bergeser.

Saya tidak ingin menggugat, menghujat atau menghina dan meremehkan kerja bapak selama ini, hanya mengungkapkan apa yang selama ini saya lihat di sepanjang perjalanan saya.  Saya sudah menghubungi bapak via email dan twitter, 2 x tanpa hasil, dan salah satu email bapak yang berakhiran .org sepertinya tidak dimaintain lagi. via sms agak susah karena terlalu banyak yang musti ditulis.

Saya lihat bapak menggebu - gebu menerangkan keadaan DKI Jakarta yang besar APBD nya, bapak yang berani mati buat Jakarta, semua omongan bapak sepertinya enak didengar dan sangat mudah dilaksanakan.  Apa bapak masih ingat? mungkin bapak bisa minta salinannya dari stasiun televisi.

Ingat bapak marahi orang sampai masuk youtube? pecat / rotasi orang karena tidak bekerja baik, apa bapak ada waktu untuk menilai kinerja bapak? Saya tidak ingin bapak sampai mati untuk jakarta, cuma saya ingin bapak memenuhi semua yang bapak omong itu.  Semua orang bisa omong pak, cuma omong kan beda dengan tindak nyata.

INI REVIEW SAYA PAK

Jalan tol : sebelum bapak menjabat sudah dicanangkan jalan tol baru 6 buah, waktu itu ditolak pak Jokowi untuk memaksa orang naik angkutan umum.  Nyatanya ?

Banjir : memang banyak sungai dinormalisasi, cuma 1 - 2 bulan ini seperti stuck.  Alat - alat besar, puing, limbah sungai, genangan mulai terlihat dimana - mana, belum akibat tambahan seperti macet, preman dan lainnya.  Jalan inspeksi menjadi jalanan berbahaya karena tidak ada rambu, dipakai 2 arah, banyak sungai dinormalisasi masih menyisakan rumah liar di sisi jalan.  Jalan - jalan terputus karena ditinggikan setengah - setengah, kontraktor menghilang menyisakan beberapa pekerja saja, macet dimana - mana...dibilang kurang dana pastinya tidak, jadi kemungkinan pengawasannya yang kendor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun