Mohon tunggu...
Gerlima Jakarta
Gerlima Jakarta Mohon Tunggu... Relawan - Gerakan Literasi Masyarakat

Gerakan Literasi Masyarakat (Gerlima) Jakarta adalah sebuah Gerakan Melek Literasi Menuju Indonesia Emas. Salam Literasi. Lestari Literasi ❤

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Ruang Kecewa Karya Khalista

3 Agustus 2024   16:11 Diperbarui: 3 Agustus 2024   16:21 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : dokpri

Leora, adalah seorang gadis cantik berambut cokelat dengan kelebihannya yang pandai melukis. Leora selalu melampiaskan kebahagiaannya, kesedihannya bahkan amarahnya ke dalam lukisan yang ia buat. Leora memiliki ruangan khusus untuk ia melukis, ia tidak mengizinkan siapapun untuk masuk ke dalam ruangan tersebut. 

Setiap hari Leora selalu memasuki ruangan itu, terkadang ibunya terheran mengapa dia selalu mengurung dirinya di ruangan itu? ibunya selalu bertanya tanya ada apa di ruangan itu? padahal sebelum terlalu seringnya Leora di ruangan itu, Leora adalah gadis yang sering menghabiskan waktunya di luar bermain bersama teman dan keluarganya.

Di Jumat sore yang gelap tertutup awan hitam, Leora baru saja pulang sekolah. Dirinya sudah basah kuyup karena terkena hujan yang sangat deras itu, ia memasuki rumah dengan keadaan badan nya yang menggigil kedinginan. 

Tepat disore itu, tidak ada siapapun dirumah jadi ia langsung bersih bersih dan beristirahat. Leora sudah benar benar letih, jadi ia Leora tidak memasuki ruangan favoritnya itu. Sekitar pukul 7 malam, pintu kamar Leora diketuk oleh ibunya, karena Leora tidak menjawab perkataan ibunya, ibu Leora pun masuk ke kamar Leora dengan rasa risau nya karena gadis itu tidak menjawab perkataannya. Ternyata gadis itu tertidur pulas di ranjangnya, ibu Leora memperhatikan Leora yang menggigil ditidurnya, ibunya pun mengecek suhu tubuh Leora, dan ya gadis itu demam. Ibunya sigap untuk mengkompers Leora dengan sapu tangan dan air hangat yang sudah ya siapkan, tidak lama ibunya mengobati Leora, Leora terbangun dan tersadar bahwa ia sedang dikompres oleh ibunya, tetapi ia hanya diam dan melanjutkan tidurnya.

Hari ini adalah hari libur, jadi Leora memiliki banyak waktu untuk ia beristirahat. Hal pertama yang ia pikirkan ketika ia terbangun dari tidur adalah ruangan favoritnya itu, tak lama memikirkan ruangan itu Leora pun beranjak dari tempat tidurnya. Ia berjalan keluar kamar menuju ruangan itu, tetapi di sela perjalanannya, Leora lupa dimana ia meletakkan kunci ruangan itu. Leora pun panik, ia berfikir keras dimana ia meletakkan kunci itu, ternyata setelah ia perhatikan kunci itu berada tepat di pintu ruangan tersebut. Sebelum masuk ke ruangan itu ibunya sudah menawarkan ia sarapan terlebih dahulu, tetapi Leora menolaknya. Ia langsung ke kamarnya itu, anehnya kamar itu tidak terkunci. Ia pun bergegas masuk ke kamar itu dan melihat ke lukisan itu. Lukisan itu sudah tidak berada di tempat yang ia letakkan sebelumnya, lukisan itu berada tergeletak di lantai.

Lukisan itu, lukisan yang ia tumpahkan dengan rasa kekecewaan nya, sedih dan amarahnya. Lukisan yang sangat membuat ia sakit hati ketika melihatnya. Leora menangis di depan lukisannya itu. Lukisan yang ia lukis tentang seberapa kecewanya ia ketika mengetahui bahwa ayahnya menduakan ibunya. 

Satu bulan lalu, ia melihat ibunya menangis karena ulah yang ayahnya buat dimalam itu. Leora tak mengetahui mengapa ibunya menangis, Leora hanya diam dan melihat ibunya dari kejauhan. Setalah Berjam jam ibunya sudah menenangkan dirinya dan melanjutkan tidurnya. Dipagi buta itu, Leora keluar kamar dan melihat kondisi ibunya dipagi itu. Tak sengaja ia melihat ponsel ibunya yang masih di genggaman ibunya dalam kondisi hidup, ia kaget melihat  postingan medsos 2 pasang laki-laki dan perempuan yang berpose romantis itu, setelah ia perhatikan ternyata laki-laki itu adalah ayahnya.

Ibu Leora yang mengetahui bahwa anaknya itu menangis di ruangan itu dan ia langsung menghampiri Leora.Ibu tau apa arti dari lukisan yang Leora buat, ia tau bahwa Leora memiliki hati yang lembut dan perasa jadi Leora mengetahui rasanya menjadi ibu yang sudah disakiti berkali kali. Ibu memeluk Leora dan berkata "simpan lukisan ini dan lupakan sedihnya ya nak" .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun