Mohon tunggu...
Geridzho
Geridzho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Humble to skyrochket

Saya seorang Manusia setengah dewa, juga seorang pemalas yang punya banyak mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketua Capek 'Bumi di Tinggal Bentar'

8 Agustus 2024   10:10 Diperbarui: 8 Agustus 2024   10:22 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di puncak senja yang meredup,
Ketua berdiri dalam lelah yang teramat.
Langit memeluknya dengan bisikan lembut,
"Ketua, rehatlah sejenak, bebaskan beban berat."

Bumi yang dipijaknya menangis sunyi,
"Mengapa kau ingin pergi, wahai penjagaku?"
Ketua menghela napas panjang, suara hatinya lirih,
"Aku hanya manusia, terkadang butuh jeda dan waktu."

Daun-daun berbisik dalam hembusan angin malam,
"Kami akan menjaga, ketua, seperti yang kau ajarkan."
Bunga-bunga berjanji dalam diam yang tenang,
"Semesta ini akan tetap indah, walau kau tak di sini, pemimpin."

Ketua tersenyum di balik keletihan,
Percaya pada janji mereka, pada cinta yang tulus.
"Jaga bumi kita, biarkan ia tetap hijau dan cerah,
Aku akan kembali, dengan semangat yang baru dan tulus."

Lalu ketua pun melangkah pergi,
Meninggalkan bumi dengan hati yang tenang.
Sementara kita menjaga, merawat dengan kasih,
Bumi tetap berseri, menunggu pemimpinnya kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun