Mohon tunggu...
Geridzho
Geridzho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Humble to skyrochket

Saya seorang Manusia setengah dewa, juga seorang pemalas yang punya banyak mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perasaan Beradu Menuggu Penawar

6 Agustus 2024   09:20 Diperbarui: 6 Agustus 2024   09:30 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam kelam, bintang enggan menyapa,
Langit mendung menutup cerita cinta,
Hati merintih, terjebak dalam dilema,
Rindu yang menggebu, tak tahu harus kemana.

Mata terpejam, bayanganmu mengganggu,
Jiwa terperangkap, mencari pelabuhan rindu,
Langkah tertatih, tersesat dalam sendu,
Dalam kesunyian, kau tetap tak hadir.

Desir angin malam, menyentuh rasa pedih,
Gelisah yang membara, tak kunjung meredih,
Jiwa meronta, berharap kau mengerti,
Namun bayangmu jauh, tak mungkin kembali.

Hati berbicara, namun tak ada yang mendengar,
Perasaan beradu, menunggu penawar,
Cinta yang terpendam, tak kunjung menghilang,
Dalam kesunyian, hanya galau yang tersisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun