Sadarilah untuk kalian para pemuja rahasia cinta, yang sedang bertumbuh mekar di tengah duri kerikil lalu di didik dan dibina bagai hewan tanpa lawan.Â
Kau yang sedang subur berkumur, diatas akar budidaya manipulasi, berupaya keras berhala sesuap nasi; pada budaya ideologi dan sejarah bangsa palsu.
Heii kau ingatlah.. kau tak hidup diatas kaki sendiri, tapi kita sedang hidup di bawah ketiak kekuasaan dan penjajahan. Ruang gerak bermartabat kemanusiaan; mereka taklukkan kau, kau sedang hidup tak searah; hanya omong kosong yang searah demi kemapanan semu.
Zona nyaman yang hampa, mereka akan layu dan kering sendiri sebab hidup tanpa akar yang sesungguhnya. Iya, Itu mereka para penguasa (Kolonial)
Dan kau....
Iya kau penghianat terukir di tanah yang subur tapi di pinggir jalan, dalam semak duri diatas batu-batu kerikil tajam. Sadarlah... Sadar!!
Kesadaran anda mereka telah melumpuhkan, kau tak berdaya apa lagi bergaya. Rasa kasih sayang sesama tak terusik, paradigma semesti kini ketimpangan.Â
Wahai anak bangsa.. Jikalau beradab niscaya beradat, kau adalah satu-satunya yang belum sadar.
Deringkanlah ritme alunan perlawanan.
Barangkali ada udang dibalik batu, menggemparkan jagad raya semesta, mengusir sistem tak berakal budi; tuk menghibur deraian air mata sang pejuang bangsa.Â