Mohon tunggu...
Niko Nababan
Niko Nababan Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Temukan saya di: http://nikonababan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rindu yang Mewabah

6 April 2020   00:36 Diperbarui: 6 April 2020   01:56 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu yang ia coba lukiskan dalam benak berawal dari masa itu. Masa itu, saat riuh melepaskan benih-benih kecemasan.

Pun sepasang bola mata bening berhasil menepis hujan di pipi. Cemas saja belum teratasi, namun tanya sudah berderet menanti.

Ia seorang anak lelaki yang sedang merindu. Duduk manis dan menunggu. Tangannya sibuk menulis bait-bait rindu. Baginya rindu adalah keharusan.

Perihal rindu di ujung rindu, ia tidak tahu-menahu. Baginya rindu tanpa ujung. Begitulah ia menempatkan rindu dalam mimpinya.

Kerinduan, dapatkah kau mendengar ?
Kembalilah padanya, dihadapan wajahnya.

.......

Palembang, 6 April 2020

Untuk mereka yang merindukan orang-orang tercinta dari kejauhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun