Mohon tunggu...
Niko Nababan
Niko Nababan Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Temukan saya di: http://nikonababan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebuah Cinta di Bulan Juli

8 Juli 2019   00:04 Diperbarui: 8 Juli 2019   04:05 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah bagaimana aku mulai mengenal sebuah cinta. Saat itu, kesepian semakin jauh dari keramaian. Petangungjawaban yang disebutkan, tak kunjung aku seruput. Pahit nasib mengantarkanku dalam lingkaran para jelata yang menentang maut.

Catatanku basah oleh air mata. Berkali-kali kuseka, bersama luka yang merabas dalam genangan. Terlalu sering tawaku membisu oleh rasa takut. Gemetar di tubuh kian terasa tatkala raut amarah singgah dikepala.

Aku mengetahui namun aku tidak mengenal. Cinta yang kuperlukan sebagai pelengkap hidup sekalipun, tidak dapat aku merasakannya. Namun, itu dalah cinta yang keliru. 

Saat aku menangis. Ia juga ikut menangis. Ia meneteskan air mata lebih dari yang kumiliki. Aku basahi pipi. Ia basahi bumi. Aku meringkuk dalam penyesalan. Cinta itu telah kutemukan.

Untuk apa lagi menetes sepi di bawah kelopak mata, jika mentari masih akan kembali. Untuk apa lagi memendam sunyi di dalam hati, jika embun masih merimbun di malam hari.

Waktu bukan beranjak dan pergi. Hanya sejenak belajar mencintai. Aku tidak boleh lalai sebab keliru datang dari segala penjuru. Pernah sekali, kusisipkan cemburu diwajah. Namun semua sirna, oleh rindang tetes hujan di bulan Juli.

Palembang, 7 Juli 2019

dok: kompal
dok: kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun