Masihkah mengharap senja ?
Sedangkan ia enggan bermanja-manja,
ia enggan ke pangkuan, ia enggan berangan-angan.
Jikalau aku yang terus berjalan,
yang ada hanya kepedihan.
Memelukmu gelap dalam bayang-bayang,
tanpa pernah petang kupandang.
Aku tak ingin merawat rasa seadanya,
aku ragu, mati cintaku lalu merapuh.
Padaku kau berlalu tanpa tanya,
jadikan inginmu milikku.
Tebar pesona,
bersama aliran darah dan menyulut senda.
Jalan terbuka dan membentang.
Dengan gigih bergelut, belantara kau rajut
Kini sendiri sepi bermimpi,
harusnya aku mengakhiri,
kecewa tak dapat aku imbangi.
Palembang, 12/5/19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H