Mohon tunggu...
Niko Nababan
Niko Nababan Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Temukan saya di: http://nikonababan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membunuh Senja

12 Mei 2019   11:21 Diperbarui: 12 Mei 2019   11:50 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Masihkah mengharap senja ?
Sedangkan ia enggan bermanja-manja,
ia enggan ke pangkuan, ia enggan berangan-angan.

Jikalau aku yang terus berjalan,
yang ada hanya kepedihan.
Memelukmu gelap dalam bayang-bayang,
tanpa pernah petang kupandang.
Aku tak ingin merawat rasa seadanya,
aku ragu, mati cintaku lalu merapuh.

Padaku kau berlalu tanpa tanya,
jadikan inginmu milikku.
Tebar pesona,
bersama aliran darah dan menyulut senda.
Jalan terbuka dan membentang.
Dengan gigih bergelut, belantara kau rajut

Kini sendiri sepi bermimpi,
harusnya aku mengakhiri,
kecewa tak dapat aku imbangi.

Palembang, 12/5/19

dok: kompal
dok: kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun