Mohon tunggu...
Niko Nababan
Niko Nababan Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Temukan saya di: http://nikonababan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Surat yang Hilang

23 Maret 2019   11:42 Diperbarui: 23 Maret 2019   12:41 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terasa sesak, langkahnya terjebak oleh sang pelacak yang katanya punya hak untuk mengusik jejak, yang lari dari pacak, yang mengolokkan ujung tombak.

Berbaris kata-kata mencari beranda, agar mampu ia bersuara, tapi nyatanya ia hilang dalam balutan hina, ditelan beranda yang penuh oleh amarah.

Lebarkan dada selebar lapangan sepak bola, sebab banyak cerita yang akan gugur, beri kuasa kepada air mata agar tak kering di dada.

Ah, masa bodoh dengan cerita hari tua. Tidak ada yang menarik tentangku, ceritaku hanya dekapan rekayasa yang berakhir di kelopak mata.

Palembang, 23 Maret 2019

dok: kompal
dok: kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun