Terasa sesak, langkahnya terjebak oleh sang pelacak yang katanya punya hak untuk mengusik jejak, yang lari dari pacak, yang mengolokkan ujung tombak.
Berbaris kata-kata mencari beranda, agar mampu ia bersuara, tapi nyatanya ia hilang dalam balutan hina, ditelan beranda yang penuh oleh amarah.
Lebarkan dada selebar lapangan sepak bola, sebab banyak cerita yang akan gugur, beri kuasa kepada air mata agar tak kering di dada.
Ah, masa bodoh dengan cerita hari tua. Tidak ada yang menarik tentangku, ceritaku hanya dekapan rekayasa yang berakhir di kelopak mata.
Palembang, 23 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H