Aku mengutak-atik arti kebahagiaan
Hingga tak lagi aku mengenali manisnya senyuman
Aku mengenalmu
Namun aku tak lagi melihat senyumanmu
Aku merindukanmu
Namun aku tak lagi mengenali rindu milikmu
Dinginnya malam bukan lagi milik secangkir kopi
Tak sekalipun aku menikmatinya kini
Lelahku ditebus oleh kebisuan
Bersama selimut lusuh
Tempat dimana aku mencintaimu lewat mimpi
Kerinduan akan terus mencumbui waktu
Sampai kapan ?
Aku pun tidak tau
Tak perlu disesali
Sepekan akan jadi semusim
Semusim cukup untuk lupakan semua tentangmu
Kenangan tidak mungkin tersesat
Hanya menunggu waktu
Untuk kembali dan menceritakan lagi
Buang setiap keraguanmu
Karena kita adalah pemeran utamanya
Palembang, 10/02/19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H