Mohon tunggu...
Niko Nababan
Niko Nababan Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Temukan saya di: http://nikonababan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diksi Bercerita

25 Desember 2018   06:09 Diperbarui: 25 Desember 2018   07:08 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku tuliskan sebuah puisi
Bersama diksi-diksi
Yang telah lewat tahap eleminasi

Terkagum-kagum akan keindahaanya
Sungguh sebuah permainan kata
Yang mengugah selera

Seperti sedang bermain petak umpet
Kucoba sembunyikan isi kepala ini
Berharap pembaca menerka dan salah
Lalu aku tersenyum
Merasa puas
Menganggap diri paling hebat
Menggurui
Saat seseorang bertanya "makna"

Coba saja beliau masih ada
Akan hanyut kita dalam dimensinya
Ragu untuk jadi pencipta nikmat
Memilih sebagai penikmat
Dan mungkin ada yang jadi penjilat

Apa yang perlu dibanggakan ?

Bukankah kita juga sekumpulan sajak
Yang tersusun oleh sederetan kata-kata usang
Terangkai sebagai wujud pesakitan
Dan sesegera mungkin ditelan waktu
Adakah cara menyelamakan sajak dari kehancurannya ?

Diksipun mulai bercerita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun