Ku tuliskan sebuah puisi
Bersama diksi-diksi
Yang telah lewat tahap eleminasi
Terkagum-kagum akan keindahaanya
Sungguh sebuah permainan kata
Yang mengugah selera
Seperti sedang bermain petak umpet
Kucoba sembunyikan isi kepala ini
Berharap pembaca menerka dan salah
Lalu aku tersenyum
Merasa puas
Menganggap diri paling hebat
Menggurui
Saat seseorang bertanya "makna"
Coba saja beliau masih ada
Akan hanyut kita dalam dimensinya
Ragu untuk jadi pencipta nikmat
Memilih sebagai penikmat
Dan mungkin ada yang jadi penjilat
Apa yang perlu dibanggakan ?
Bukankah kita juga sekumpulan sajak
Yang tersusun oleh sederetan kata-kata usang
Terangkai sebagai wujud pesakitan
Dan sesegera mungkin ditelan waktu
Adakah cara menyelamakan sajak dari kehancurannya ?
Diksipun mulai bercerita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H