"Transisi energi yang berkelanjutan ini memiliki tingkat urgensi yang tinggi. Oleh karena itu, dengan adanya semangat kolaborasi kita dapat ambil bagian," ujarnya. Kolaborasi pertama yaitu dengan memberikan akses kerjasama dengan lembaga internasional terkait dengan masalah dan penelitian teknologi serta energi bersih.Â
Hal ini bertujuan agar transisi energi berkelanjutan yang dipergunakan dapat menjadi andalan sumber energi bagi masyarakat. Hal tersebut penting dalam mengelola energi terbarukan, efisiensi energi, dan penggunaan bahan bakar fosil yang lebih bersih di dalam negeri.Â
Kedua adalah penggunaan teknologi pintar dan bersih. Hal ini guna untuk mendorong penggunaan teknologi dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. Dengan begitu, pengurangan akan emisi CO2 dapat segera mencapai target yang telah ditentukan.Â
Kemudian terakhir adalah pembiayaan penggunaan energi yang berkelanjutan. Jika kita berbicara tentang biaya, maka diperlukan skema dan mekanisme pembayaran yang dikembangkan yang guna untuk menggalang kolaborasi semua pemangku kepentingan dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan.Â
Kita sebagai generasi muda yang akan melanjutkan dan menghuni di bumi di waktu yang akan mendatang, harus mengambil peran dalam kejadian ini. Hal tersebut, agar dapat memberikan perubahan nyata terhadap penggunaan energi fosil di Indonesia.Â
Sehingga, di masa depan kaum muda dapat mengurangi penggunaan energi berbasis fosil secara signifikan. Sehingga kita harus segera melakukanya guna untuk menjaga kelestarian bumi. Mengingat, penggunaan energi fosil yang meningkatkan emisi CO2 yang menyebabkan serangkaian kerusakan lingkungan. Dari mulai udara hingga laut yang terancam akan kerusakan.Â
Namun, Menurut bapak presiden, Joko Widodo, terdapat 3 tantangan besar dalam transisi energi yang yang perlu kita perhatikan yaitu pertama akses energi bersih. Kita semua tentu akan menghadapi kenyataan bahwa tidak semua warga di dunia ini memiliki akses yang terjangkau, bagus, dan modern. Kita harus mendorong energi bersih untuk kita semua, terutama energi yang elektrifikasi dan clean cooking.Â
Masalah kedua adalah pendanaan yang sangat besar. Transisi berkelanjutan memerlukan proyek-proyek yang baru, artinya juga dibutuhkan investasi yang baru. Maka dari itu kita perlu mencari mekanisme pembiayaan yang tegar agar menciptakan keekonomian yang menguntungkan bukan membebani masyarakat.Â
Masalah yang terakhir merupakan dukungan riset dan teknologi. Masalah ini dan sebelumnya memiliki keterkaitan yang cukup besar dimana dua duanya memerlukan modal yang besar.
 Bapak Joko Widodo menekankan bahwa dalam masa transisi energi, memerlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkanya menjadi yang lebih efisien dan kompetitif.Â
Dibalik itu semua, Bapak Presiden, optimis bahwa terdapat sejumlah peluang yang terbuka sangat lebar. Dia juga mengingatkan kami untuk mempersiapkan berbagai kompetensi dan keahlian tingkat dasar hingga perguruan tinggi, sehingga sumber daya manusia kita unggul untuk menghadapi masa transisi.Â