Mohon tunggu...
Gerardo NandavardhanaA
Gerardo NandavardhanaA Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA

Saya merupakah anak SMA yang tertarik dalam menulis artikel-artikel. Pada saat ini saya tertarik dalam bidang teknik dan mekanika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penurunan MDPL Jakarta

6 April 2023   17:45 Diperbarui: 6 April 2023   18:07 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Latar belakang

Penurunan ketinggian Jakarta terhadap permukaan laut disebabkan oleh tingginya jumlah populasi dan kepadatan penduduk yang semakin tinggi. Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa kepadatan penduduk Jakarta Pusat mencapai 20 ribu jiwa per kilometer persegi pada tahun 2021. Sejak tahun 1961, populasi Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan, dan dari tahun 2010 hingga 2020, jumlah penduduk Jakarta meningkat sebanyak 1 juta jiwa dari 9,6 juta menjadi 10,6 juta jiwa. Urbanisasi adalah salah satu penyebab utama peningkatan populasi Jakarta, karena Jakarta telah menjadi pusat bisnis dan perdagangan sejak dahulu, sehingga banyak orang dari luar Jakarta bermigrasi ke kota ini untuk mencari pekerjaan, sehingga tingkat kepadatan populasi semakin meningkat dengan cepat.

Dengan peningkatan populasi penduduk, kebutuhan hidup penduduk Jakarta juga meningkat. Salah satu peningkatan kebutuhan yang signifikan adalah kebutuhan air bersih. Air bersih biasanya diperoleh dari air tanah, dan dapat terlihat dari data meningkatnya pelanggan pengguna air bersih, dari 352 juta meter kubik pada tahun 2018 menjadi 362 juta meter kubik pada tahun 2019. Oleh karena itu, semakin banyak pompa air tanah yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan sebagai akibatnya, ketersediaan air tanah untuk mendukung daratan Jakarta semakin menurun. Pori-pori tanah yang semula terisi air tanah menjadi padat, dan ketinggian tanah Jakarta pun menurun. Jika tren penggunaan air tanah terus berlanjut, diprediksi bahwa Jakarta akan berada di bawah permukaan laut pada tahun 2030.

Dengan semakin banyaknya penduduk, lapangan pekerjaan yang baru juga sangat dibutuhkan. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja ini adalah dengan membangun gedung-gedung perkantoran baru. Gedung-gedung ini harus dibangun dalam jumlah yang banyak dan ukuran yang sangat besar. Saat ini, Jakarta sudah memiliki 382 gedung pencakar langit. Gedung-gedung tersebut lama kelamaan akan membebani tanah dan menekan tanah, sehingga ketinggian tanah Jakarta terhadap permukaan laut juga semakin berkurang.

Dampak

Penurunan ketinggian tanah Jakarta terhadap permukaan laut menyebabkan banyak masalah dan kerugian bagi masyarakat Jakarta dan Indonesia. Salah satu masalah utama adalah banjir. Ketika Jakarta berada di bawah permukaan laut, banjir akan semakin sering terjadi, dan banjir sendiri sangat merugikan. Banyak warga yang kehilangan rumah akibat banjir, dan dana negara banyak digunakan untuk mengatasi banjir.

Solusi

Salah satu solusi yang paling efektif dan permanen adalah dengan memindahkan ibu kota Jakarta ke kota lain. Solusi ini sudah mulai dijalankan oleh pemerintah Indonesia. Dimana pemerintah berencana untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara yang dimakan Ibu Kota Negara (IKN). Pemerintah Indonesia sudah mulai memindahkan beberapa gedung-gedung pemerintahan ke lokasi ibu kota baru. Berbagai infrastruktur termasuk kementrian pekerjaan dan perumahan warga sudah mulai dibangun. Pembangunan infrastruktur dari IKN akan menarik perhatian warga Jakarta untuk berpindah ke IKN. Sehingga jumlah penduduk Jakarta semakin berkurang dan pemompaan atau eksploitasi air tanah akan berkurang. 

Solusi kedua adalah dengan penanaman pohon dan pembuatan daerah resapan. Pohon berperan untuk menyerap air, sehingga air-air hujan dapat terserap ke dalam akuifer atau daerah penampungan air tanah alami. Melalui ini, ketinggian tanah di Jakarta dapat terdorong oleh air tanah kembali dari mdpl kota jakarta dapat meningkat. Penanaman pohon di Jakarta juga dapat menarik awan hujan dan meningkatkan curah hujan di Jakarta. Pada pohon terjadi transpirasi, dimana air dalam serat-serat tumbuhan menguap dan mengalami kondensasi menjadi awan. Maka jika terdapat awan yang melewati Jakarta, transpirasi ini akan menambah banyaknya kristal air pada awan. Sehingga memberatkan awan sehingga kemungkinan terjadi hujannya meningkat. Dengan tingginya curah hujan, jumlah infiltrasi air tanah juga akan meningkat, menambah jumlah air tanah. Kedua solusi ini akan menyelesaikan akar masalah dari penurunan mdpl Jakarta. Dimana dengan mengalokasikan ibukota ke IKN, jumlah peningkatan penduduk di Jakarta akan berkurang. Serta dengan penanaman pohon dan pembuatan daerah resapan, yang dapat meningkatkan jumlah volume air tanah. Sehingga melalui kedua ini, penurunan mdpl Jakarta akan berkurang, mencegah terjadinya Jakarta tenggelam. 

Kedua solusi ini dapat menjadi alternatif untuk mengurangi dampak penurunan mdpl Jakarta, meskipun masih perlu waktu dan usaha yang cukup besar untuk melihat hasilnya. Namun, selain solusi-solusi tersebut, penting juga untuk melakukan upaya-upaya lain seperti mengurangi penggunaan air tanah secara berlebihan, memperkuat sistem pengelolaan air, mengurangi polusi udara dan limbah, serta membangun bangunan yang ramah lingkungan.

Kesimpulan

Penurunan mdpl Jakarta laut merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan solusi yang holistik dan berkelanjutan. Pemerintah dan masyarakat perlu berkolaborasi untuk menemukan solusi terbaik dan mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi dampak perubahan lingkungan yang terus terjadi. Dengan demikian, kita dapat menjaga keberlangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan di Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun