Kabupaten Banjar menjadi salah satu wilayah di Kalimantan selatan yang sering kali terdampak bencana banjir. Dengan letak wilayah yang berada di Sub DAS Martapura dan berada di dataran rendah menjadikan Kabupaten banjar sangat rawan terjadi Banjir.
Luapan sungai Martapura ini biasanya Cuma berdampak pada permukiman di bantaran sungai saja, namun korban terdampak banjir di Kabupaten Banjar mengalami peningkatan akibat beberapa faktor. Seperti Penebangan hutan guna membuka lahan pertanian, dan juga pembukaan tambang batu bara yang membuat kurangnya resapan air yang membuat kapasitas sungai tidak bisa lagi menampung air hujan.
Banjir kiriman dari daerah hulu juga membuat permukiman warga di hilir terjadi banjir. Genangan air yang di akibatkan banjir kiriman biasanya terjadi ketika adanya hujan deras di hulu atau banjir besar di daerah hulu (Kecamatan Pengaron), biasanya air banjir kiriman berwarna kecoklatan dan debit air cenderung lebih cepat menaik.
Banjir yang terbesar tercatat terjadi pada awal tahun 2021 di mana hampir seluruh wilayah di kabupaten Banjar tergenang air selama 4-7 hari. Genangan air ini terjadi di akibatkan hujan deras yang tidak berhenti selama beberapa hari dan merata hampir di seluruh wilayah di Kalimantan Selatan.
Menurut informasi yang kami temukan di BPBD Kabupaten Banjar, pada Januari 2021, Provinsi Kalsel terkena banjir besar dan Kabupaten Banjar juga terdampak. Menurut BPPD di provinsi Kalimantan Selatan, daerah yang terkena dampak terparah adalah Pengaron, Martapura Kota, Astambul, Martapura Timur, Martapura Barat, Karang Intan, Sungai Tabuk dan daerah yang dilalui DAS Martapura. Berdasarkan kajian akademisi dan lembaga negara bencana ini merupakan banjir terparah dalam 50 tahun terakhir dan juga di dukung dengan cuaca ekstim, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan suatu daerah yang resapan airnya kurang akan terjadi banjir.
Tercatat pada banjir banua tanggal 14-17 Januari 2021 sesuai data update pada hari sabtu, tanggal 23 Januari 2021 terdapat 19 kecamatan yang terdampak banjir, 207 desa dan kelurahan terdampak banjir, ada sekitar 60.654 kepala keluarga dan 275.906 jiwa terdampak banjir, dan sebanyak 82.782 jiwa harus mengungsi. Adapun fasilitas yang rusak di karenakan banjir 488 rumah ibadah, 465 sekolah, 13 kantor, 12 jembatan yang roboh atau ambruk dan 688,52 km jalan rusak karena hantaman air banjir.
Pada tahun 2022, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Banjar, Ahmad Solhan mengatakan, status siaga darurat sudah ditetapkan. "Untuk saat ini Kabupaten Banjar sudah ditetapkan status siaga darurat," ujar Ahmad Solhan kepada wartawan, Rabu (23/3/2022). Dari data yang dimiliki BPBD Banjar, rumah yang terendam sebanyak 3.933 unit. Tidak hanya merendam rumah warga, banjir juga merendam fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan kantor polisi. "Sementara untuk jumlah total jiwa yang juga terdampak sebanyak 1017 orang," jelasnya.
Bulan Februari Tahun 2023, Penetapan status tanggap darurat bencana banjir ini diambil oleh Bupati Banjar H Saidi Mansyur usai rapat koordinasi darurat bencana dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Banjar di Aula Barakat, Martapura, Senin, 27 Februari 2023.
"Berdasar laporan, bencana banjir telah merendam 11 kecamatan. Bencana banjir ini telah mengganggu aktivitas warga dan pemerintahan," ucap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banjar, H Mokhamad Hilman, dalam laporannya.
Dalam laporannya, Hilman mengungkapkan bahwa data sementara korban terdampak per 26 Februari 2023 sebanyak 11.764 kepala keluarga dengan 49.820 jiwa dengan 10.736 rumah terdampak banjir.