Jika penyebab pertama tadi karena faktor internal diri sendiri, maka faktor keduanya adalah faktor eksternal yang berasal dari luar diri seseorang seperti lingkungan dan teman yang mempengaruhi perubahan perilaku dan komitmen seseorang. Lantas apa penyebabnya? Jelas mahasiswa yang memutuskan untuk golput dalam pemilu karena mahasiswa enggan menorehkan suaranya selain karena faktor diri sendiri yang malas ditambah lagi dengan suaranya yang selama ini tidak membuat perubahan apapun bagi mahasiswa itu sendiri.
Dibalik itu semua, terdapat upaya yang bisa dilakukan dari segi Pemerintah salah satunya menyediakan akses atau fasilitas-fasilitas yang memadai kepada pemuda-pemuda untuk mendukung kegiatan politik, diantaranya memberikan pendidikan atau sosialisasi politik. Lalu generasi muda dibina untuk memiliki kemampuan menyaring informasi terkait politik di media sosial agar dapat memahami tindakan elit politik. Maka dari itu anak muda dituntut bersikap aktif membantu pemerintah dalam memberikan masukan kepada pemerintah. Jangan hanya berdiam diri, namun berpikirlah kritis untuk ikut serta menjaga persatuan bangsa, jangan terpecah belah hanya karna pilihan yang beda. Karena Sebentar lagi kita akan memasuki tahun politik maka dari itu generasi milenial untuk dapat selektif memilih calon pemimpin dan berani menolak politik uang atau yang biasa masyarakat sebut serangan fajar.
Menentukan Pilihan bukanlah hal yang mudah, namun Tidak Memiliki Pilihan bukanlah sikap yang bijak. Anak muda juga memiliki peran politiknya. Pemikiran anak muda yang mempunyai ambisi ingin memajukan bangsa itu patut diapresiasi. mulai dari sekarang anak muda Indonesia harus aktif berpolitik, bisa dengan ikut serta dalam pemilihan umum atau menyampaikan aspirasinya tentunya tidak dengan kekerasan, agar demokrasi berkualitas dapat terwujud dan bisa melahirkan sistem pemerintahan yang lebih baik.