Mohon tunggu...
Gerandis PutriGumilang
Gerandis PutriGumilang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya gerandis hobi saya adalah kulineran topik yang sering saya cari adalah tentang pasion hidup dan memasak serta berita berita terkini saya adalah mahasiswa semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Masih Banyak Mahasiswa Apatis?

21 Juni 2023   08:10 Diperbarui: 21 Juni 2023   08:17 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Bila rakyat tidak berani mengeluh itu artinya sudah gawat, dan bila omongan penguasa tidak boleh dibantah kebeneran pasti terancam" Wiji Thukul

Menurut KBBI apatis memiliki arti acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh. jadi apatis dapat diartikan sebagai suatu sikap tidak peduli dengan segala hal yang terjadi di sekitarnya maupun dalam lingkup yang lebih luas. Karena itu, seseorang yang memiliki sikap apatis lebih cenderung asyik atau menikmati dunianya sendiri. Sehingga ia tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya.


Sikap apatis juga dapat kita jumpai dalam wilayah politik. Apatis memang bukan hal baru di dunia perpolitikan khususnya Indonesia. Apatisme politik sudah ada sejak dulu, namun baru mulai dibahas ketika masa reformasi dimulai. Hingga kini apatisme politik tetap menjadi suatu hal yang masih layak untuk dibahas. Apalagi saat ini era serba digital, di mana setiap orang bebas mengakses informasi dan bebas menyuarakan pendapat di media sosial.

Dari masa ke masa mahasiswa atau kaum muda tidak pernah berhenti berjuang, dari beberapa peristiwa bersejarah yang melibatkan mahasiswa. Mahasiswa selalu menjadi eksponen awal dari sebuah perubahan. Maka dari itu sikap sejati mahasiswa seharusnya terus dipelihara dengan penuh antusias.

Namun, belakangan ini mahasiswa sebagai golongan minoritas sekaligus golongan istimewa harapan masa depan bangsa sedang dihadapkan oleh kemerosotan pada kualitas peran dan fungsinya. Hal ini salah satunya disebabkan karena adanya sikap apatis. Apatis sendiri dapat terjadi karena banyak hal, sering kali karena tidak lagi percaya kepada orang lain. Ini karena seseorang terlalu sering kecewa atau dibohongi sehingga kehilangan rasa percaya.

Selain itu apatis juga dapat terjadi karena tekanan emosional. Mahasiswa yang apatis adalah mahasiswa yang anti kepada kegiatan serta isu isu yang ada pada dunia kampus maupun diluar kampus seperti isu politik, ekonomi dan lainnya. Lantas salah siapa hal ini terjadi?

Jika bertanya salah siapa ada dua kemungkinannya, pertama tentu saja apatisme itu bergantung pada individu masing masing, sederhananya itu adalah faktor internal dari dalam dirinya sendiri watak dirinya memang acuh tak acuh, kedua, sebelumnya mari kita bahas lebih lanjut terkait pemilu Indonesia

masih banyak generasi muda yang acuh dalam politk dengan memutuskan untuk golput, hal ini berarti mereka enggan untuk ikut berpartisipasi dalam proses politik di Indonesia, padahal satu suara saja dapat menentukan nasib bangsa kedepannya. Hal itu terjadi karena kaum muda masih menilai politik itu rebutan kekuasaan, urusan orang tua, korupsi, janji-janji politik. Sehingga ia enggan masuk ke dunia politik dan menjadi apatis dalam politik.

Dilansir dari web katadata.com pemilu 2019 kemarin Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan ke-2 (DPTHP-2) berjumlah 192.828.520 jiwa dengan surat suara yang masuk berjumlah 154.257.601 yang menandakan ada sekitar 38.570.919 suara yang tidak masuk.

Dikutip dari kontan.co.id. Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (perudem) Titi Anggraeni mengatakan pemilih muda memang lebih dari 50% yang jika dikategorikan hingga usia 35 tahun. Dia menjelaskan kelompok milenial ini memiliki adaptasi politik yang agak berbeda dengan kelompok umur yang lebih tua. Mereka lebih dinamis dan lebih cepat berubah persepsi politiknya terutama sangat terpengaruh oleh lingkungannya

"Kadang-kadang mereka cepat sekali apatis terhadap proses politik karena menganggap dinamika politik itu tidak menarik dan jauh dari keseharian mereka" ujarnya saat di gedung Kementerian Dalam Negeri, Rabu (15/8)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun